Page 226 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 226

Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan


            (samagri),  yang diterjemahkan sebagai ‘harmoni’ atau ‘berkumpul
                     113
            bersama.’ Semua hari besar Uposatha adalah seperti itu. Inilah yang
            di Tiongkok disebut ‘prosesi mengelilingi kota.’ Di pagi hari (pukul
            09.00  hingga  11.00)  mereka  kembali  ke  wihara,  di  tengah  hari
            mereka  tetap  melangsungkan  upacara  besar  Uposatha,  dan  di  sore
            hari  semua  berkumpul  bersama,  masing-masing  mengambil  seikat
            rerumputan segar. Memegangnya dengan tangan atau menapaknya
            dengan kaki, mereka melakukan pravarana – mula-mula para biksu,
            berikutnya biksuni, lalu ketiga parishad lainnya. Bila khawatir peserta
            yang berjumlah banyak akan memakan waktu terlalu lama, Sangha
            harus meminta beberapa orang untuk maju sekaligus dan menerima
            pravarana.  Jika  orang  lain  memberitahukan  adanya  pelanggaran
            tertentu, dia harus mengakui dan memperbaikinya sesuai ajaran.


                 Kemudian umat awam mempersembahkan hadiah atau Sangha
            sendiri  yang  membagi-bagikannya,  dan  seluruh  persembahan
            dihaturkan  di  hadapan  perkumpulan.  Lima  orang  [setiap  orang
            mewakili  masing-masing  parishad  (?)]  kemudian  memohon  kepada
            para  Sthavira:  ‘Apakah  persembahan-persembahan  ini  dapat
            diberikan  kepada  anggota  Sangha  dan  menjadi  milik  mereka  atau
            tidak?’ Para Sthavira menjawab: ‘Ya, mereka dapat memilikinya.’ Lalu
            semua pakaian, pisau, jarum, pelubang, dan sebagainya, diterima dan
            dibagikan secara adil. Demikianlah ajaran (Buddha). Alasan mereka
            mempersembahkan  pisau  dan  pelubang  di  hari  itu  adalah  mereka
            ingin mempunyai ketajaman pikiran dan pengertian seksama (prajna).
            Ketika pravarana berakhir, semua kembali ke tempat masing-masing
            (secara  harfiah:  ke  timur  atau  barat).  Bila  mereka  tinggal  di  sana
            secara penuh selama retret musim hujan, tidaklah perlu menginap
            semalam di sana. Hal ini sepenuhnya dijelaskan di teks lain, dan saya
            tak  akan  menguraikannya  secara  rinci  di  sini.  Gagasan  ‘mengakui
            tindakan  negatif’  adalah  demikian:  dengan  mengakui  tindakan
            negatif diri sendiri dan memberitahukan pelanggaran orang lain, kita
            tahu tindakan kita sebelumnya dan kita bisa memperbaikinya di masa

            113  Lihat istilah ‘samaggi’ dan ‘uposatho’ dalam A Dictionary of the Pali Language
            oleh Childers, di mana penulis menyebutnya ‘Uposatha untuk rekonsiliasi.’


                                            212
   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231