Page 227 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 227
Bab XV — Mengenai Hari Pravarana
mendatang, serta mengakui kekeliruan diri sendiri secara tulus. Tiap
setengah bulan, seseorang harus melakukan poshadha, serta setiap
pagi dan malam, dia harus mengecek apakah ada pelanggaran.
(Catatan oleh Yi Jing): mengenai poshadha ; ‘posha’
114
artinya ‘memupuk (nourishing),’ ‘dha’ artinya ‘memurnikan
atau mempurifikasi,’ sehingga poshadha berarti memupuk (atau
menumbuhkembangkan) kualitas positif, dan mempurifikasi
pelanggaran yang dilakukan. Kata ini dulu ditransliterasi menjadi ‘bu
sa,’ di mana itu terlalu singkat dan keliru.
Pelanggaran terhadap aturan kelompok pertama (yakni aturan
Parajika atau aturan yang berakibat dikeluarkan dari Sangha),
tidaklah dapat diperbaiki. Sedangkan pelanggaran terhadap aturan
kelompok kedua (yakni aturan Sanghadisesha atau pelanggaran
115
yang mengakibatkan seseorang diskors dan mendapat sanksi namun
tidak dikeluarkan) – setelah pelaku menyelesaikan sanksinya, dia
dapat diterima kembali oleh komunitas Sangha yang dihadiri 20
114 Di sini poshadha diartikan sebagai pengakuan, walaupun etimologi dari
Yi Jing sangat menarik. Kata ini hanya dapat ditelusuri ke kata Pali, ‘Uposatho,’
yang berarti ‘berpantang’ atau ‘hari berpantang.’ Menurut Childers, para
Buddhis di utara terkecoh oleh perubahan dari ‘ava’ ke ‘o,’ dan tidak tahu
mengenai kata Upavasatha (yang bukan merupakan istilah Sanskerta klasik)
sehingga mereka menganggap Uposatha adalah Uposhadha, di mana ini tentu
saja hanyalah penyesuaian secara mekanis tanpa didasari etimologi (dalam
Lotus de la bonne loi dan Introduction to the History of Indian Buddhism oleh Burnouf),
dan dalam Lotus de la bonne loi, terdapat kata Uposatha, yang semata-mata
diadopsi dari kata Pali. Jika kata asal Upasavatha telah dilupakan dan sebagai
gantinya digunakan kata Uposhadha, maka huruf ‘u’ dari Uposhadha mungkin
mudah luput sehingga etimologi yang keliru diterapkan pada kata tersebut.
Dalam Lalitavistara ada kata poshadha, poshadeya, dan poshadhaparigrihita
(suatu kata sifat yang artinya ‘di mana mereka menjalankan poshadha’). Pada
literatur Sanskerta para Brahmana, terdapat kata Upavasatha (berpantang)
dalam Satapatha Brahmana I, II, III; di mana di antaranya ada yang mengandung
makna ‘menetap di rumah.’
115 Chavannes menggunakan istilah Sanghavasesha (lihat Memoirs of Yi
Jing).
213