Page 222 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 222
Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan
BAB XIV
RETRET MUSIM HUJAN UNTUK KELIMA PARISHAD
106
RETRET musim hujan pertama adalah hari pertama paruh gelap
di bulan lima, dan retret musim hujan kedua adalah hari pertama
paruh gelap di bulan enam. Hanya pada kedua hari inilah retret
musim hujan dimulai. Dalam teks, tidak ada retret musim hujan yang
diperkenankan dimulai selain kedua hari tersebut. Retret musim
107
hujan pertama berakhir pada pertengahan bulan delapan, sedangkan
retret kedua berakhir pada pertengahan bulan sembilan. Tepat di hari
retret musim hujan berakhir, para biksu dan umat awam melakukan
upacara persembahan besar (Puja). Setelah pertengahan bulan
delapan, bulan tersebut dinamakan karttika. Pertemuan diadakan
pada ‘jiati’ (karttika?) di Jiangnan (Tiongkok), yakni saat retret musim
hujan pertama berakhir. Hari ke-16, bulan delapan adalah hari di
mana jubah Kathina dibagikan (sebagai persembahan kepada
108
Sangha), yang merupakan kebiasaan sejak dulu.
Dikatakan dalam Vinaya (Vinaya-sangraha Bab VII): ‘Bila
waktunya tepat (untuk keluar wihara), seorang biksu harus mendapat
izin untuk sehari.’ Kutipan tersebut berarti jika seseorang sering
keluar wihara (karena diundang atau keperluan lain), dia harus
mendapat izin selama itu, yakni urusan yang seyogianya diselesaikan
106 Catatan penerjemah: Di India disebut retret musim hujan berdasarkan
pembagian musim yang ada di India, sementara di Tiongkok disebut retret
musim panas karena tidak ada musim hujan di Tiongkok.
107 Suatu tradisi Buddhis di Tiongkok biasa melakukan tiga kali retret dalam
setahun. Mengenai penanggalan untuk dua retret lainnya, lihat Mahavagga
III.
108 Mengenai kathina-astara, lihat Mahavagga VII. Lihat juga istilah ‘kathino’
dalam A Dictionary of the Pali Language oleh Childers.
208