Page 256 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 256
Kiriman Catatan Praktik Buddhadharma dari Lautan Selatan
terdapat kolam yang pernah digunakan oleh Bhagavan untuk mandi.
Air di kolam-kolam tersebut sangat murni, berbeda dengan kolam-
kolam lainnya.
Ada lebih dari 10 kolam besar dekat Wihara Nalanda. Setiap pagi
genta dibunyikan untuk mengingatkan para biksu akan waktunya
mandi. Setiap orang membawa kain mandi. Kadang-kadang ratusan,
kadang-kadang ribuan (biksu) keluar dari wihara bersama-sama,
159
dari segala arah menuju kolam-kolam tersebut untuk mandi.
Aturan sehubungan dengan kain mandi adalah sebagai berikut:
ambil sepotong kain lembut sepanjang lima kaki dan lebar 1-½
kaki, dan lilitkan di tubuh (di atas jubah bawah). Lepaskanlah jubah
bawah, dan kedua ujung kain mandi ditarik ke depan. Kemudian
peganglah sudut atas ujung kiri dengan tangan kanan, dan dengan
menariknya ke arah pinggang biarkan kain menyentuh tubuh; ikat
2. Pohon Bodhi di dekat Sungai Nairanjana, Magadha, di mana
Penggugahan direalisasi.
3. Varanasi (Benares), di daerah Kasi, tempat di mana Buddha
membabarkan Dharma untuk pertama kalinya.
4. Taman Jeta, Sravasti, di mana Buddha memperlihatkan daya mukjizat
beliau.
5. Kanyakubja (Kanoj), di mana Buddha turun dari Alam Trayastrimsa.
6. Rajagriha, di mana terjadi perpecahan di antara para murid, dan
Buddha memberikan ajaran untuk mereka.
7. Vaisali, di mana Buddha membicarakan rentang kehidupan beliau.
8. Kusinagara di antara hamparan pohon Sala, di mana Buddha wafat.
Tempat-tempat ziarah di atas dapat ditemukan dalam: (1) Ulasan oleh Jiun
Kasyapa; (2) Mulasarvastivadanikaya-vinaya-samyuktavastu, Buku XXXVIII,
diterjemahkan oleh Yi Jing tahun 710 Masehi (Katalog Nanjio No. 1121);
(3) Ashta-maha-caitya-stotra, ditulis oleh Raja Siladitya (Katalog Nanjio No.
1071); (4) Yang terjelas ada dalam Sutra on the Names of the Great Caityas
(Katalog Nanjio No. 898). Bandingkan dengan delapan stupa dalam Sutta
Mahaparinibbana VI.
159 Teks Yi Jing menyebut ‘ratusan’ dan ‘ribuan,’ sedangkan dalam
terjemahan Prof. Takakusu tertera ‘kadang-kadang seratus, kadang-kadang
seribu.’
242