Page 251 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 251

Bab XIX — Tata Cara Penahbisan


            ‘Mereka melakukan pelanggaran mencemarkan nama orang lain jika
            menyebut seseorang Upadhyaya padahal dia bukan Upadhyaya, atau
            Acarya padahal dia bukan Acarya atau sebaliknya, begitu juga mereka
            yang sebenarnya Upadhyaya tapi menolak disebut demikian.’


                 Ketika ada yang bertanya, ‘Siapakah nama Upadhyaya-mu?’ atau
            ‘Murid siapakah Anda?’ – jika situasi dan kondisi adalah tepat untuk
            memberitahukan nama Upadhyaya, dia harus berkata, ‘Berdasarkan
            saat  ini,  saya  beritahukan  kepadamu  nama  Upadhyaya  saya,  beliau
            bernama  demikian.’  Tak  perlu  merasa  janggal  menggunakan  kata
            ‘saya,’   karena  kata  ‘saya’  bukanlah  kata  yang  angkuh  di  India
                  154
            maupun  di  pulau-pulau  Lautan  Selatan.  Bahkan  memanggil  orang
            lain dengan kata ‘Anda’ bukanlah kata yang tidak sopan.


                 Itu  hanyalah  untuk  membedakan  satu  orang  dengan  orang
            lainnya,  dan  kata-kata  tersebut  tidak  bermaksud  menyombongkan
            diri.  Ini  berbeda  dengan  kebiasaan  di  Tiongkok,  yang  menganggap
            kata ‘saya’ dan ‘Anda’ adalah kasar dan tidak umum. Jika seseorang
            tidak merasa nyaman menggunakan kata ‘saya,’ dia bisa menggunakan
            kata  ‘sekarang’  (今;  jin)  sebagai  pengganti  kata  ‘saya.’   Ini  sesuai
                                                                 155
            dengan ajaran Buddha dan hendaknya dipraktikkan oleh para biksu.
            Jangan berkumpul dengan orang-orang yang tidak bisa membedakan
            hitam dan putih (yakni mana yang keliru dan mana yang tepat).





            secara  harfiah  berarti  ‘penuh  dalam  jumlah  sedang  atau  banyak  sekali.’
            Kasyapa mengatakan bahwa 中 數 滿 (zhong shu man) artinya berjumlah 10,
            dan 邊 滿 數 (bian man shu) artinya berjumlah lima, akan tetapi kami tidak
            tahu mengapa disebut ‘sedang’ dan ‘banyak sekali.’
            154  Pembaca  diingatkan  bahwa  dalam  bahasa  Tionghoa,  bahasa  yang
            santun tidak menggunakan kata ganti orang pertama (yakni ‘saya’), namun
            menggunakan kata benda kedua, seperti ‘hamba,’ ‘budak,’ atau nama asli
            seseorang.

            155  Kata  ganti  ini  dapat  digunakan  dalam  bahasa  Tionghoa,  meskipun
            kedengaran aneh dalam bahasa Inggris.


                                            237
   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256