Page 263 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 263
Bab XXII — Membersihkan Diri di Waktu yang Tepat
hidung beringus di musim dingin juga disebabkan oleh hal yang
sama. Jika kita menghangatkan kepala pada waktu yang tepat,
167
seharusnya tidak ada masalah atau penyakit. Pepatah (Tiongkok)
yang mengatakan ‘jagalah agar kepala dingin dan kaki hangat,’ tidak
selalu dapat diandalkan.
Di kamar-kamar para biksu, terkadang dipajang patung suci,
bisa di jendela atau di cekungan (celah) pada dinding, yang khusus
dibuat untuk itu. Saat para biksu duduk bersantap, patung disekat
dengan tirai linen. Mereka memandikan patung tersebut setiap pagi,
dan senantiasa mempersembahkan dupa dan bunga. Setiap hari pada
siang hari, dengan tulus mereka mempersembahkan makanan apa
pun yang akan mereka santap. Tempat yang berisi kitab-kitab ajaran
diletakkan di satu sisi. Saat jam tidur, para biksu pindah ke ruangan
lain. Kebiasaan yang sama juga dijalankan di pulau-pulau Lautan
168
Selatan. Berikut adalah tata cara para biksu melakukan puja di kamar
pribadi mereka. Setiap wihara memiliki patung masing-masing, yang
disemayamkan di suatu tempat pemujaan tertentu. Setelah patung
disemayamkan, seorang biksu hendaknya tidak lalai memandikan
patung tersebut selama hidupnya. Juga tidak diperkenankan hanya
mempersembahkan makanan pada hari Uposatha. Jika aturan-aturan
ini dijalankan, maka menempatkan patung di ruangan yang sama
tidaklah keliru. Ketika Buddha masih hidup, murid-murid beliau
tinggal di ruangan yang sama, sementara patung (Skt./Pali: rupa)
merepresentasikan Buddha sendiri. Kita bisa tinggal di ruangan yang
sama tanpa melanggar. Kebiasaan ini sudah lama dijalankan di India.
167 Semua edisi lainnya menyebut 適 時 (shi shi), kecuali edisi Korea
menyebut 適 一 時 (shi yi shi). Terjemahan saya mengikuti semua edisi
lainnya.
168 Atau ‘mereka memindahkan patung ke ruangan lain.’ Bagaimana pun
juga, pastinya ruangan untuk tidur lain dengan ruangan di mana patung
ditempatkan.
249