Page 43 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 43
Kehidupan dan Perjalanan Yi Jing
saya belum bertemu satu kenalan baru pun di India. Seandainya
saya ragu-ragu saat itu, keinginan saya tak akan pernah terwujud.
Saya menulis dua stanza yang menyerupai puisi tentang empat jenis
kesedihan, meskipun ini hanya perumpamaan :
24
Selama perjalanan, saya melewati banyak sekali tahapan,
Benang halus kesedihan menjerat pikiran saya ratusan kali.
Mengapa membiarkan bayangan tubuhku sendirian
Berjalan di batas-batas lima wilayah India?
Sekali lagi untuk menghibur diri:
Seorang jenderal yang baik dapat mencegat tentara yang keji,
Namun tekad seseorang sulit tergoyahkan. 25
Jika saya menyesali kehidupan singkat ini dan jika pernah
terlintas pikiran demikian
Bagaimana saya dapat memenuhi kalpa asankhya yang lama? 26
27 Sebelum berangkat, saya pulang ke kampung halaman
(Chaozhou) dari ibukota (Chang’an). Saya meminta nasihat dari guru
saya, Hui Xi, berkata: ‘Guru, saya bermaksud melakukan perjalanan
panjang karena jika saya memikirkan apa yang belum saya kuasai
hingga sekarang, hal itu pasti membawa manfaat besar bagi saya.
Engkau sudah sepuh, saya tak bisa mewujudkan niat ini tanpa
berkonsultasi denganmu.’ Guru saya menjawab: ‘Ini adalah kesempatan
luar biasa untukmu, yang tak akan datang dua kali. (Pastinya) saya
sangat senang mendengar niatmu yang direncanakan dengan sangat
bijak. Jika saya berumur cukup panjang (untuk melihatmu kembali),
saya akan bersukacita menyaksikanmu meneruskan Cahaya Dharma.
Pergilah tanpa keraguan. Janganlah melihat ke belakang hal-hal yang
24 Sebuah puisi kuno yang ditulis oleh Zhang Heng (78-139 Masehi) [lihat
Memoirs of Yi Jing oleh Chavannes].
25 Bandingkan dengan Analects, Buku IX.
26 Seorang Bodhisattva melewati tiga asankhya (kalpa yang tak terhitung)
mempraktikkan kemurahan hati, dan sebagainya.
27 Lihat Bab XL halaman 377.
29