Page 47 - KIRIMAN CATATAN PRAKTIK BUDDHADHARMA DARI LAUTAN SELATAN
P. 47
Kehidupan dan Perjalanan Yi Jing
sepasang layar masing-masing panjangnya lima kanvas dibentangkan,
43
meninggalkan utara yang suram di belakang. Menerobos melalui
palung besar, gelombang raksasa tampak seperti gunung di lautan.
Dari sisi samping angin teluk yang kencang bergabung bersama
gelombang-gelombang raksasa menghempas angkasa.
Setelah berlayar selama 20 hari, kapal mencapai Foshi, di mana
saya mendarat dan tinggal selama enam bulan, secara bertahap
saya mempelajari sabdavidya (tata bahasa Sanskerta). Raja setempat
memberikan saya bantuan dan mengirim saya ke Moluoyou (Melayu),
yang sekarang disebut Shili Foshi, di sana saya tinggal selama dua
44
bulan, dan dari situ saya berangkat ke Jiecha (Kedah). Di sini, di
45
bulan dua belas, saya bertolak, dan sekali lagi naik kapal milik raja
menuju India Timur. Bertolak ke utara dari Jiecha, setelah berlayar
lebih dari 10 hari, kami tiba di negeri orang-orang telanjang (Insulae
Nudorum). Di arah timur kami melihat pantai, dalam jarak satu
Chi bo, yakni ‘Tuan Chi’ atau ‘Paman Sagitarius.’
43 Secara harfiah: ‘kelima pasang terbentang dengan sendirinya’; mungkin
layarnya terdiri dari lima panjang kanvas (Memoirs of Yi Jing oleh Chavannes:
‘et la girouette de plumes flotta isolee’).
44 Ini ditulis oleh Yi Jing sendiri. Kemungkinan Foshi adalah ibukota dan
Shili Foshi adalah nama kawasan, meskipun Yi Jing menggunakan kedua
istilah tersebut secara silih berganti. Catatan-catatan dalam teks Yi Jing sering
disalahartikan bahwa itu ditulis belakangan oleh orang lain. Sebagaimana
saya katakan dalam Bab XL halaman 382, catatan kaki 419, tidak ada alasan
sama sekali untuk berasumsi demikian. Yi Jing tidak menulis hal yang sulit
dalam karya dan terjemahan beliau. Ada beberapa catatan yang tak mungkin
ditulis begitu saja kecuali oleh orang yang sudah pernah ke India. Pengulas
Kasyapa menganggap semua catatan tersebut ditulis oleh Yi Jing sendiri.
Di samping itu, catatan atas Mulasarvastivada-ekasatakarman (sebagaimana
dalam subjudul Perjalanan ke India) menghapus semua keraguan, di mana
beliau mengatakan bahwa Melayu kemudian menjadi Foshi (Shili Foshi).
45 Jiecha mestinya terletak di sebelah selatan dari negeri orang-
orang telanjang, suatu tempat di pantai Atchin. Mungkin kata Jiecha
merepresentasikan kata ‘kakkha’ (Skt.) yang artinya ‘pantai.’ ‘Cha’ sering
salah cetak menjadi ‘tu’; lalu menjadi Jietu.
33