Page 71 - E-BOOK SEJARAH DAN BUDAYA INDONESIA
P. 71

mencari Dewi Shinta. Kemudian berdasarkan kesusastraan India terutama pustaka Tamil, disebut
               nama Sanskerta yāvaka dvīpa (dvīpa = pulau).

               Pandangan Hidup




























                       Pandangan hidup orang bersuku jawa pernah diujarkan oleh mbah maridjan sang juru kunci
               gunung Merapi. Dengan lemah lembut mbah Maridjan berkata kepada penambang pasir, ‘Uwes le
               nambang sakcukupe, urip kui sakmadya nglakoni‘, atau dalam bahasa Indonesia artinya: ‘Sudah,
               menambang (pasir) secukupnya saja, hidup itu dijalani dengan secukupnya tidak kurang atau
               lebih’. Mbah Maridjan mengatakan ini karena ia melihat kemungkinan lahar dingin datang cukup
               besar. Nasehat mbah Maridjan ini cukup lama saya pahami dan resapi, ternyata maknanya sangat
               indah.  Falsafah  ini  mengajarkan  kita  bahwa  menjalani  hidup  sebagai  orang  Jawa  harus
               secukupnya, tak perlu bermewahan atau berlebihan dalam segala hal.

               Hubungan antara sesama Manusia

                       Dalam kehidupan sosial, mayoritas orang Jawa memiliki sifat yang suka mengalah, hal ini
               bertujuan  untuk  menghindari  permasalahan  lebih  panjang.  Apabila  dihadapkan  konflik,  orang
               Jawa memilih diam. Mereka cenderung memilih mengalah bukan karena takut melainkan karena
               mereka tidak suka adanya pertikaian apalagi sampai pertumpahan darah, ini tentu menjadi nilai
               plus dalam kehidupan berumah tangga supaya tetap harmonis. Seperti yang kita ketahui, bahasa
               Jawa memiliki strata kasar, sedang, dan halus. Strata halus digunakan ketika orang muda berbicara
               kepada orang yang usianya lebih tua, sedangkan untuk seumuran bisa menggunakan bahasa yang
               sedang (ngoko alus) atau “ngoko”. Biasanya orang Jawa daerah Yogyakarta dan Solo lebih dikenal
               dengan bicaranya yang lembut dan anggun. kebiasaan orang Jawa yang cukup dikenal lainnya
               adalah menjaga sopan santun. Baik kepada yang lebih tua atau sesama bahkan yang lebih muda.
               Mereka juga menjaga etika ketika berbaur di lingkungan masyarakat. Orang Jawa juga terbiasa
               merundukkan  tubuh  ketika  berjalan  di  depan  orang  yang  lebih  tua  atau  yang  lebih  dihormati
               sebagai  wujud  penghormatan  dan  sopan  santun.  Merundukkan  badan  ini  sebagai  pertanda

                                                                                                           71
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76