Page 72 - E-BOOK SEJARAH DAN BUDAYA INDONESIA
P. 72
seseorang sungguh menghargai orang lain dan dapat menempatkan posisi dirinya. Orang Jawa ini
tahu bagaimana caranya bersikap, misal sedang bertamu atau ketika menjadi tuan rumah.
Hubungan antara Manusia dengan Negara dan Bangsanya
Budaya Jawa adalah budaya yang berasal dari Jawa dan dianut oleh masyarakat Jawa
khususnya di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Budaya Jawa secara garis besar dapat
dibagi menjadi 3 yaitu budaya Banyumasan, budaya Jawa Tengah-DIY, dan budaya Jawa Timur.
Budaya Jawa mengutamakan keseimbangan, keselarasan dan keserasian dalam kehidupan sehari-
hari. Budaya Jawa menjunjung tinggi kesopanan dan kesederhanaan. Budaya Jawa selain terdapat
di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur terdapat juga di daerah perantauan orang Jawa yaitu
di Jakarta, Sumatra, dan Suriname. Bahkan budaya Jawa termasuk salah satu budaya di Indonesia
yang paling banyak diminati di luar negeri.
Kepercayaan
Budaya Jawa juga menghasilkan pola-pikir bagi masyarakat jawa itu sendiri
yaitu Kejawen. Kejawen berisikan tentang seni, budaya, tradisi, ritual, sikap serta filosofi orang-
orang Jawa. Kejawen juga memiliki arti spiritualistis atau spiritualistis suku Jawa. Tetapi
mayoritas orang Jawa sekarang menganut agama Islam dan sebagian kecil orang Jawa menganut
agama Kristen atau Katolik. Dahulu orang Jawa menganut agama Hindu, Buddha, dan Kejawen.
Bahkan orang Jawa ikut menyebarkan agama Hindu dan Buddha dengan sejumlah kerajaan Hindu-
Buddha Jawa yang berperan. Orang Jawa juga ikut menyebarkan agama Islam dan Kristen atau
Katolik di Indonesia. Orang Jawa termasuk unik karena menjadi satu satunya suku di Indonesia
yang berperan penting dalam menyebarkan 5 agama besar. Seorang peneliti AS Clifford
Geertz bahkan pernah meneliti orang Jawa dan membagi orang Jawa menjadi 3 golongan besar
yaitu: Abangan, Priyayi, dan Santri.
Bahasa
Masyarakat Jawa biasa menggunakan bahasa jawa dalam percakapan sehari-hari. Bahasa
jawa sendiri mempunyai beberapa tingkatan tergantung dari dengan siapa percakapan itu
berlangsung. Tingkatan tersebut yaitu “ngoko” yang merupakan bahasa sedikit kasar yang
digunakan kepada seseorang yang tingkatannya berada di bawah. Kemudian “krama madya”, yaitu
bahasa Jawa yang digunakan kepada orang yang sederajat, dan “krama inggil” yaitu bahasa yang
digunakan kepada orang yang lebih tua atau dihormati.
“Aksara Jawa memiliki 20 buah huruf, yaitu ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la, pa, dha, ja,ya,
nya, ma, ga, ba, tha, nga.”
Artinya adalah ada dua utusan yang setia saling bertarung sama-sama saktinya dan sama-
sama matinya.
72