Page 16 - e-modul bab 12 PAI
P. 16
bersatu di tengah-tengah masyarakat, bangsa, dan negara meski
tidak harus melebur menjadi satu.
F. Muslim Moderat
Kini sudah saatnya umat Islam menumbuhkan karakter
keberagamaan yang moderat, dan memahami dinamika kehidupan
secara lebih terbuka dalam konteks pluralitas kehidupan dari pihak
lain (the other) yang berada di luar kelompoknya. Keberagamaan
yang moderat akan mengurangi polarisasi antara fundamentalisme
dan sekularisme dalam menyikapi modernitas dan perubahan. Islam
yang di tengah-tengah (ummatan wasathan) akan membentuk
karakter Islam yang terbuka, rasional, dan demokratis. Islam hadir di
muka bumi untuk memenuhi panggilan kemanusiaan, keadilan, kasih
sayang, dan perdamaian. Tugas seluruh umat Islam adalah
memberikan citra positif bagi Islam yang memang berwajah humanis,
anti kekerasan, sarat cinta kasih, dan moderat.
Kata moderat merupakan sikap yang selalu menghindari
perilaku yang berlebih-lebihan (ekstrem). Moderat merupakan
pandangan atau sikap seseorang yang cenderung ke arah pengam-
bilan sikap dengan menggunakan jalan tengah (Salim, 2002). Dengan
demikian muslim moderat dapat didefinisikan sebagai pandangan
seorang muslim atau umat Islam terhadap suatu persoalan dengan
selalu menghindarkan praktik-praktik yang radikal dan cenderung
menyikapi segala sesuatu dengan mengambil jalan tengah (moderat).
Muslim di Indonesia pada dasarnya adalah moderat dan
toleran, karena latar belakang masuknya Islam ke Indonesia yang
damai lewat para pedagang Gujarat dan Arab. Padahal, saat itu
penduduk Indonesia sudah memiliki keyakinan dan kepercayaan
tertentu, seperti: Hindu, Budha, animisme, dan dinamisme. Secara
sosial-budaya, Muslim Indonesia berbeda dengan Muslim di belahan
dunia lain. Meski demikian, umat Islam di Indonesia tidak dapat
dikatakan kurang kental keislamannya dibanding dengan umat Islam
di negara-negara lain.
Orang Islam di Indonesia tetap mengamalkan akidah syariah
dan akhlak secara murni. Keragaman pandangan yang terjadi di
kalangan umat Islam Indonesia hanya berada pada tataran furu’iyah.
Di Indonesia, umat Islam yang merupakan populasi mayoritas itu
kaya dengan khazanah tradisi dan budaya, dan memiliki banyak
institusi sosial, budaya, ekonomi, politik, keamanan, pendidikan, dan
kesehatan. Contohnya adalah NU dan Muhammadiyah, serta bebe-
rapa organisasi sosial-keagamaan lainnya. Hal itu dilukiskan oleh
15