Page 8 - MAJALAH 196 update
P. 8
LAPORAN UTAMA
Nahlia kepada Badan Nasional menyelaraskan komitmen kebangsaan dapil Jabar IX. Ruang digital perlu
Penanggulangan Terorisme (BNPT) di lingkungan generasi muda. dimanfaatkan untuk menangkal paham
dan Kementerian Komunikasi Kemenkominfo juga perlu radikal yang memapar kaum muda.
dan Informatika (Kemkominfo) memasifkan perannya dalam menangkal Para tokoh agama bisa dilibatkan oleh
atas serangan teror ini. Pasalnya, terorisme khususnya untuk kaum muda. Kemenkominfo.
serangan teror itu menunjukkan Menurut politisi PAN ini, Kemenkominfo BNPT pun harus membuat berbagai
bahwa indoktrinasi paham radikal harus mencegah perkembangan strategi mencegah aksi terorisme di
sudah mengancam seluruh generasi, teknologi informasi dan komunikasi internet dengan melakukan perlawanan
termasuk milenial. Paham itu masuk yang destruktif. Literasi digital dan narasi. Narasi berkonten positif ini
melalui literasi digital di Medsos yang optimalisasi patroli siber perlu diharapkan mampu membentengi
diakses generasi milenial. dimaksimalkan. Farah berharap, para masyarakat dari pengaruh ideologi
“Pendekatan seperti Forum tokoh agama harus mengambil peran terorisme dan doktrin kelompok teroris
Koordinasi Pencegahan Terorisme dalam mencegah penyebaran paham di ruang digital. BNPT juga harus mampu
(FKPT) yang melibatkan kalangan radikal di kalangan generasi milenial. meningkatkan pengetahuan masyarakat
pelajar yang telah dilakukan BNPT, “Peran lembaga-lembaga negara untuk menolak paham terorisme melalui
perlu diperkuat dengan inovasi-inovasi tentu penting, namun tidak berarti kegiatan literasi Medsos.
pendekatan kreatif kontra radikal,” meninggalkan peran-peran aktor
kata Farah kepada pers beberapa lain. Saya kira di negara kita dengan PRIORITASKAN PEMBINAAN
waktu lalu. BNPT perlu melibatkan mayoritas penduduk muslim, peran KERUKUNAN
sekolah dan perguruan tinggi untuk kiai masih sangat vital,” kata legislator Pendidikan kebhinekaan juga perlu
ditingkatkan. Sebab, bentuk pendidikan
inilah yang mengenalkan berbagai
macam perbedaan dan menjadikan
perbedaan tersebut sebagai modal
dan potensi untuk saling mengisi dan
melengkapi kekurangan, sehingga
Wakil Ketua DPR RI tercipta suasana hidup yang lebih indah,
M. Azis Syamsuddin. Foto: Oji/Man lebih lengkap, hidup rukun, toleran, dan
harmoni.
Oleh sebab itu, Wakil Ketua DPR RI M.
Azis Syamsuddin memberikan perhatian
pada peningkatan kualitas pendidikan
yang menguatkan nilai-nilai kebangsaan
dan kerukunan dalam keberagaman.
“Tentu saja peran lembaga pendidikan
termasuk lembaga dakwah di daerah-
daerah harus lebih difokuskan. Tentu
saja parameternya adalah kualitas mutu
pendidikan yang harus kita tingkatkan,”
jelasnya.
Pimpinan DPR RI Koordinator Bidang
Politik dan Keamanan (Korpolkam)
ini pun beranggapan, maraknya aksi
terorisme akhir-akhir ini terjadi karena
salah dalam memaknai arti dari sebuah
keberagaman terhadap perbedaan
dalam menganut keyakinan. Mindset
tentang yang bukan Islam mereka
adalah kafir, serta begitupun sebaliknya,
terorisme dicap sebagai agama Islam.
Azis menegaskan, Bangsa Indonesia
harus bersyukur dengan keberagaman
yang dimiliki. “Mengingat, keragaman
8 PARLEMENTARIA EDISI 196 TH. 2021