Page 13 - MAJALAH 196 update
P. 13
LAPORAN UTAMA
agama sendiri (eksklusif) dan Tetapi harus bisa menjangkau semua
penghormatan kepada praktik PENTING SEKALI KITA kalangan terutama kalangan yang
beragama orang lain yang berbeda selama ini mereka sedang mengalami
keyakinan. MEMILIKI PANDANGAN proses masa pertumbuhan psikologis,
“Pandangan moderasi beragama kita terutama anak-anak muda,” urai Politisi
itu bukan berarti bahwa kita ragu-ragu YANG MODERAT DI Fraksi Partai Golkar itu.
sebagai orang yang beragama, bukan. DALAM KEHIDUPAN Pemerintah juga perlu melibatkan
Pandangan moderasi beragama itu organisasi keagamaan seperti NU,
sejatinya adalah nilai-nilai keislaman KEAGAMAAN KITA. Muhammadiyah, PGI, KWI serta
itu sendiri. Moderasi beragama atau BUKAN SUATU organisasi keagamaan lainnya yang
moderasi dalam beragama Islam selama sudah menunjukkan suatu
merupakan salah satu prinsip dari PANDANGAN YANG sikap yang jelas mengajarkan sikap
ajaran agama Islam itu sendiri,” urai BERLEBIH-LEBIHAN. toleransi beragama yang inklusif,
Ace. beragama yang moderat.
Ace menjelaskan, secara terminologi, “Saya kira di organisasi-organisasi
moderasi atau moderat itu adalah sikap Ace Hasan Syadzily. Foto: Tim/nvl itu nampak jelas bahwasanya mereka
pandangan yang tidak ekstrim kiri dan memang sudah teruji,” tegas Ace yang
tidak ekstrim kanan. Pandangan yang juga merupakan Dosen UIN Jakarta ini.
selalu berada di tengah-tengah. Tidak Selain pelibatan organisasi
Eekstrimistis, karena pada prinsipnya keagamaan, yang tak kalah pentingnya
memang ajaran agama Islam itu menurut Ace adalah melakukan
mengajarkan kepada kita untuk selalu counter terhadap isu-isu radikalisme
berada pada posisi di tengah-tengah. dengan memanfaatkan media sosial.
“Oleh karena itu penting sekali kita Karena selama ini, media sosial juga
memiliki pandangan yang moderat merupakan salah satu instrument yang
di dalam kehidupan keagamaan kita. dipakai untuk menyebarkan paham
Bukan suatu pandangan yang berlebih- radikal.
lebihan. Kenapa, karena pandangan program pemerintah yang sedang “Counter terhadap radikalisme
yang berlebih-lebihan tersebut itu mengupayakan deradikalisasi. Dimana, atau deradikalisasi itu harus juga
kecenderungannya bisa mengarah deradikalisasi harus ditindaklanjuti menggunakan media sosial yang tepat.
kepada ekstrimitas. Sehingga dengan dengan langkah-langkah yang konkrit Misalnya, kalau selama ini berbagai
demikian, kita bisa dengan mudah dan menjangkau semua kalangan. berita hoaks atau berbagai macam
terjerumus ke dalam pandangan yang Terutama kalangan yang selama pengetahuan keagamaan yang tidak
menghalalkan segala cara tanpa ini rentan sekali untuk terpapar sesuai dengan nilai-nilai luhur agama
mengindahkan nilai-nilai agama itu radikalisme atau orang orang yang itu disebarkan melalui media sosial,
sendiri dan nilai-nilai kemanusiaan itu memiliki pengetahuan keagamaan maka sebaliknya semangat agama
sendiri,” terangnya. yang belum sepenuhnya mendalam, yang toleran, semangat agama yang
Keseimbangan atau jalan lalu mereka terpenetrasi oleh nilai-nilai moderat, itu juga harus dilakukan oleh
tengah dalam praktik beragama yang justru bertentangan dengan nilai- intrumen-instrumen itu,” tuturnya.
ini diniscayakan oleh Ace akan nilai agama. Ace mengimbau, agar masyarakat
menghindarkan sikap ekstrem Dalam sebuah wawancara dengan memanfaatkan media sosial sebagai
berlebihan, fanatik dan sikap salah satu media nasional, Politisi Fraksi instrumen untuk menyemai tentang
revolusioner dalam beragama. Seperti Partai Golkar ini mencontohkan tindakan beragama yang moderat atau
telah diisyaratkan sebelumnya, radikal yang berawal dari pemahaman mengenalkan Islam rahmatan lil
moderasi beragama merupakan solusi nilai-nilai agama yang salah. ‘alamin. “Nah, cara-cara seperti
atas hadirnya dua kutub ekstrem dalam “Misalnya melakukan tindakan bom ini menurut saya belum ditempuh
beragama, kutub ultra konservatif atau bunuh diri sebagai bentuk upaya secara masif. Jadi Counter terhadap
ekstrem kanan di satu sisi, dan liberal mencapai tiket ke surga, Saya kira radikalisme dengan deradikalisasi
atau ekstrem kiri di sisi lain. itu pemahaman yang salah. Oleh melalui instrumen media sosial, atau
karena itu, upaya deradikalisasi ini melalui even-even yang disitu diisi oleh
UPAYA DERADIKALISASI menurut saya tidak boleh dilakukan anak-anak muda yang bisa berinteraksi
Pandangan moderasi beragama secara formalitas, hanya sebatas satu sama lain belum dilakukan secara
yang dijelaskan Ace sejalan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan saja. maksimal,” pungkasnya. l es
TH. 2021 EDISI 196 PARLEMENTARIA 13