Page 9 - E-MODUL KAPITA SELEKTA IPA
P. 9

(3) Sistematik, artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem,
                         tidak  berdiri  sendiri.  Satu  dengan  yang  lain  saling  terkait,  saling
                         menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh.
                     (4) Berlaku  umum,  yakni  pengetahuan  itu  tidak  hanya  berlaku  atau  dapat
                         diamati  oleh  seseorang  atau  beberapa  orang  saja,  tetapi  oleh  semua
                         orang, dengan cara eksperimen yang sama dan akan memperoleh hasil
                         yang sama pula atau konsisten sifatnya.

                  2. Langkah-langkah Metode Ilmiah
                         Singkatnya  metode  ilmiah  dapat  dideskripsikan  dalam  langkah-langkah
                     sebagai berikut.
                     (1) Penentuan dan perumusan masalah. Pada tahap ini secara sadar kita
                         menetapkan  masalah  yang  akan  kita  telaah  dengan  ruang  lingkup  dan
                         batas-batasnya.  Ruang  lingkup  masalah  yang  ditelaah  harus  jelas.
                         Demikian  juga  batas-batasnya,  sebab  tanpa  kejelasan  ini  kita  akan
                         mengalami  kesukaran  dalam  melangkah  kepada  kegiatan  berikutnya,
                         yakni perumusan masalah. Pertanyaan yang diajukan dalam perumusan
                         masalah berkenaan dengan pertanyaan apa, bagaimana, dan mengapa
                         objek yang diteliti tersebut.
                     (2) Penyusunan  kerangka  berpikir.  Kerangka  berpikir  merupakan
                         argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara
                         berbagai  faktor  yang  saling  berkait  dan  membentuk  konstelasi
                         permasalahan.  Kerangka  berpikir  ini  disusun  secara               rasional
                         berdasarkan      premis-premis     atau    teori-teori   yang    telah   teruji
                         kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan
                         dengan permasalahan.
                     (3) Pengajuan  hipotesis.  Suatu  usaha  peneliti  untuk  memberikan
                         penjelasan sementara mengenai hubungan sebab-akibat yang mengikat
                         faktor-faktor yang membentuk kerangka masalah tersebut. Hipotesis ini
                         pada  hakikatnya  merupakan  hasil  suatu  penalaran  induktif-deduktif,
                         dengan  mempergunakan  pengetahuan  yang  sudah  kita  ketahui
                         kebenarannya.
                     (4) Pengujian  hipotesis.  Tahap  ini  merupakan  usaha  peneliti  untuk
                         mengumpulkan fakta-fakta empiris yang relevan dengan hipotesis yang
                         diajukan  untuk  dapat  memperlihatkan,  apakah  fakta-fakta  yang  didapat
                         mendukung hipotesis atau tidak. Fakta-fakta ini dapat diperoleh melalui
                         pengamatan  langsung  dengan  mata  atau  menggunakan  alat  bantu
                         maupun uji eksperimen.
                     (5) Penarikan  kesimpulan.  Penarikan  kesimpulan  ini  didasarkan  atas
                         penilaian  melalui  analisis  data  (fakta),  untuk  melihat  apakah  hipotesis
                         yang  diajukan  itu  diterima  atau  ditolak.  Hipotesis  yang  diterima
                         merupakan  suatu  pengetahuan  yang  kebenarannya  telah  diuji  secara
                         ilmiah dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.

                  B. Kriteria Metode Ilmiah
                         Metode Ilmiah memiliki kriteria tertentu yang biasanya akan lebih mudah
                  jika dijelaskan menggunakan suatu contoh penerapan metode ilmiah. Kriteria-
                  kriteria tersebut antara lain:






                                                           4
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14