Page 68 - E-MODUL PERSPEKTIF GLOBAL_Neat fix
P. 68
peduli, berfikir, memilih dan sekaligus melakukan tindakan-tindakan agar
mampu menikmati kehidupan dalam planet bumi ini sekaligus mampu
menghadapi tantangan-tantangan global yang melanda umat manusia. Setelah
murid belajar perspektif global mereka diharapkan mampu hidup dalam segala
tindakan masyarakat dan mengalami kemajuan dalam berpikir serta bertindak
yang ditandai dengan adanya:
1. Self-awareness, murid yang mempunyai kesadaran diri sebagai
penghuni planet bumi, warga Negara dari masyarakat yang
beranekaragam budayanya, hidup dalam dunia yang makin kompleks
interaksinya, mampu belajar, berfikir, peduli, memilihdan bertindak
sehingga bisa menikmati kehidupan di dunia ini sekaligus mampu
menghadapi tantangan-tantangan yang dating padanya.
2. Self-esteem and sense of efficacy, riset-riset yang diadakan untuk
mengetahui faktor-faktor apakah yang menyebabkan seseorang menjadi
warga Negara yang aktif berpartisipasi, ternyata ditentukan oleh adanya
perasaan bahwa dia bisa berarti bagi orang lain dan bisa meraih sesuatu
melalui keterlibatannya dalam partisipasi tersebut, apabila seseorang
merasa bahwa dirinya tak bisa berbuat apa-apa dan melihat
keterlibatannya dalam kehidupan masyarakat sia-sia/tak membuahkan
hasil, maka dia akan menjadi orang yang pasif.
3. Consciousness of perspective, murid mampu menghargai hasil karya
orang lain dan menerima pendapat atau keyakinan orang yang berbeda
darinya. Bila orang yang mempunyai sifat ini maka kemampuan
berempatinya akan meningkat dan sifat-sifat egosentrisme maupun
etnosentrisme-nya akan makin menghilang.
4. Empathy, sifat ini digambarkan sebagai kemampuan seseorang untuk
merasakan sebagai orang lain , dengan kemampuan ini seseorang akan
mampu memahami kebutuhan, perasaan, dan kepentingan orang lain.
5. Altruism, sifat ini lebih sempurna dari empati. Empati hanya merupakan
kemampuan orang untuk memahami kebutuhan, perasaan, dan
kepentingan orang lain, sedangkan altruism disertai dengan perbuatan
nyata bahkan kalau perlu dengan berkorban diri.
6. Avoidance of stereotyping, stereotip merupakan penilaian sebagian
kelompok masyarakat untuk keseluruhan (disamaratakan). Stereotip
muncul baik dalam perkataan maupun perbuatan dan ini yang
menggangu interaksi sosial manusia.
7. Growing beyond egocentric and ethnocentric perspectives,
egosentris adalah asumsi dari seseorang bahwa pendapatnya hanya dia
yang punya dan yang paling benar dalam dunia ini, sedangkan
etnosentrisme lingkupnya lebih luas dari individu yaitu bahwa
kelompoknya merupakan pusat dari segala-galanya, karena itu tindakan-
tindakan, kebiasaan-kebiasaan, lembaga-lembaga dan ideology yang
dimiliki kelompoknya dianggap lebih baik dari yang dimiliki oleh kelompok
lain.
65