Page 49 - E-Modul Kapita Selekta PPKn SD
P. 49
alternatif tindakan yang bersifat preventif, guna membangun generasi yang lebih
baik. Tujuan pendidikan sering dirumuskan secara ideal terkadang melampaui
makna proses-prosesnya yang universal. Seperti, orang memahami bahwa
tujuan pendidikan adalah mengarahkan manusia agar berdaya, memiliki
pengetahuan dan kemampuan, cerdas, serta memiliki wawasan dan
keterampilan dalam menjalani kehidupan. Kita sering memahami bahwa
pendidikan itu merupakan proses yang berkaitan dengan pencapaian tujuan: (1)
proses pemberdayaan (empowerment), agar individu menjadi lebih berdaya dari
lemah menjadi kuat dalam menghadapi keadaan atau situasi dengan
memberikan wawasan dan keterampilan (life skill); (2) proses pencerahan
(enlightment) dan penyadaran (conscientization), yaitu dengan memberikan
pencerahan melalui dibukanya wawasan tentang pengetahuan dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak sadar menjadi sadar akan potensi yang dimiliki dan
lingkungannya; (3) proses memberikan motivasi dan inspirasi, agar individu
tergerak untuk bangkit dan berperan sesuai dengan bakat dan kemampuannya
berdasarkan inspirasinya sendiri, bukan karena dibangkitkan oleh orang lain; (4)
proses mengubah perilaku, yaitu dengan menanamkan nilai-nilai yang ideal
yang tidak bertentangan dengan budaya masyarakat, sehingga individu dapat
berperan sesuai dengan ilmu dan nilai yang diperolehnya.
https://www.youtube.com/watch?v=ifLqwZUWIPY,
https://www.youtube.com/watch?v=saDnQrOXTvo.
Dengan demikian mengatasi krisis karakter ini tidak ada jalan lain kecuali
dengan mengintensifkan pendidikan karakter sebagai sebuah solusi.
Penanganan krisis karakter ini haruslah secara komprehensif dan dimulai dari
pemahaman akan penyebab krisis karakter, sehingga solusi terhadap
penanganannya didasarkan pada sumber masalah. Pendidikan karakter sangat
penting untuk membangun kembali peradaban bangsa. Peran lembaga
pendidikan diharapkan lebih proaktif, kreatif dan inovatif dalam merancang
proses pembelajaran yang benar-benar mampu memberikan kontribusi bagi
pembangunan karakter. Dalam konteks inilah, proses pendidikan karakter perlu
dirancang secara holistik dan kontekstual sehingga mampu membangun
pemikiran yang dialogis-kritis dalam membentuk manusia yang berkarakter.
Pendidikan harus menjadi “the power in building character”. Kemajuan suatu
bangsa tidak hanya ditentukan oleh kekayaan sumber alam, kompetensi, dan
kecanggihan teknologi tetapi yang utama dan terutama adalah karena dorongan
semangat dan karakter bangsanya. Billy Graham menyatakan: “Bila harta
hilang, sesungguhnya tak ada yang hilang, bila kesehatan hilang, ada sesuatu
yang hilang tapi bila karakter hilang maka sesungguhnya, segalanya telah
hilang”. Oleh karena itu, pendidikan karakter merupakan solusi untuk
membangun kembali peradaban manusia yang telah hilang.
Pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk menghidupkan
kembali pedagogi ideal-spiritual yang sempat hilang diterjang gelombang
positivisme ala Comte. Sistem pendidikan yang berlaku dan substansi
pendidikan yang diajarkan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah
akan sangat menentukan karakter generasi yang dihasilkan oleh sistem
tersebut. Sekolah selama ini perhatiannya lebih banyak dicurahkan pada
persoalan kebijakan dan kurikulum serta disibukkan pada upaya pencapaian
target-target prestasi akademis semata (Darmaningtyas, 2004). Pendidikan
45