Page 19 - E-MODUL KETERAMPILAN BERBAHASA DAN APRESIASI SASTRA
P. 19
3) Pilihan Kata
Kata pembicara menggunakan kata-kata tertentu untuk
menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Kata-kata yang
digunakannya adalah kata-kata yang dipilih sendiri, yakni kata-kata
yang tepat, jelas, dan bervariasi. Tepat yang dimaksud di sini adalah
tepat digunakan karena sesuai dengan masalah yang dibicarakan.
Jelas yang dimaksud adalah mudah dipahami oleh pendengar.
Bervariasi, artinya kata-kata yang digunakan tidak bersifat menoton,
tetapi berubah-ubah dalam lingkup makna yang sama. Pendengar
akan lebih tertarik dan paham terhadap masalah yang dibicarakan
apabila kata-kata yang digunakan sudah dikenal memang
membangkitkan rasa ingin tahu orang lain, tetapi dapat menghambat
kelancaran komunikasi. Selain itu, kata yang dipilih hendaknya kata-
kata yang konkret untuk memudahkan pemahaman.
4) Ketepatan Sasaran Pembicaraan
Ketepatan sasaran pembicaraan menyangkut pemakaian
kalimat. Susunan kalimat sangat besar pengaruhnya terhadap
keekfetifan berbicara. Oleh karena itu, pembicara hendaknya mampu
menyusun pembicaraannya dalam kalimat efektif, yakni kalimat yang
mengenai sasaran sehingga dapat mempengaruhi, meninggalkan
kesan, atau menimbulkan akibat. Kalimat efektif mampu membuat isi
atau maksud yang disampaikan tergambar lengkap dalam pikiran
pendengar seperti apa yang dimaksud oleh pembicara.
b. Faktor Nonkebahasaan sebagai Pendukung Keekfetifan Berbicara
Keekfetifan berbicara tidak hanya didukung oleh faktor
kebahasaan, tetapi juga ditentukan oleh faktor nonkebahasaan. Kedua
faktor tersebut saling memengaruhi aktivitas berbicara. Bahkan dalam
pembicaraan formal, faktor nonkebahasaan sangat memengaruhi
keekfetifan berbicara. Oleh karena itu, dalam pembelajaran berbicara
sebaiknya faktor nonkebahasaan dilatihkan terlebih dahulu.
Faktor nonkebahasaan meliputi: sikap, pandangan pembicara,
gerak-gerik dan mimik, kenyaringan suara, kelancaran, relevansi, serta
penguasaan topik. Faktor-faktor tersebut diuraikan sebagai berikut.
1) Sikap Pembicara
Sikap pembicara yang dimaksud adalah sikap yang wajar,
tenang, dan tidak kaku pada saat berbicara. Sikap seperti ini sangat
memengaruhi kesan yang diterima oleh pendengarnya. Kesan
pertama sangat penting untuk menjamin adanya kesinambungan
perhatian pihak pendengar. Tentu saja sikap ini sangat ditentukan
oleh situasi, tempat, dan pengusaan materi pembicaraan. Sikap
gugup pada saat berbicara tidak akan terjadi bila pembicara betul-
betul mengusai materi yang dibicarakan. Sikap ini perlu dilatih lebih
awal karena sikap ini merupakan modal utama untuk keberhasilan
berbicara.
2) Pandangan Pembicara
14