Page 17 - Modul Kebijakan Akuntansi
P. 17
F.2.2. Pengakuan dan Kriteria
Beban penyusutan dicatat atas dasar eksistensi/ kepemilikan aset tetap, kecuali
Tanah dan KDP. Seluruh aset tetap disusutkan kecuali tanah dan KDP dengan tanpa
nilai residu / sisa.
Masa manfaat aset tetap ditetapkan oleh pengelola barang.
F.2.3. Pengukuran
Beban penyusutan dicatat menggunakan metode garis lurus dengan tanpa nilai
residu.
Beban Penyusutan diperhitungkan pada akhir periode pelaporan keuangan dan
untuk periode satu semester (semesteran). Hal ini berarti kapan pun diperolehnya
suatu aset tetap, maka akan disusutkan sebesar nilai penyusutan selama enam bulan
atau satu semester.
F.2.4. Penyajian
Beban penyusutan disajikan di Laporan Operasional pada bagian Kegiatan
Operasional dan Akumulasi penyusutan disajikan di Neraca sebagai pengurang nilai
tercatat Aset Tetap.
Koreksi beban penyusutan atas beban penyusutan tahun anggaran yang lalu
dilakukan langsung pada akumulasi penyusutan dengan akun pasangannya “ekuitas”
yang disajikan di Laporan Perubahan Ekuitas.
F.2.5. Pengungkapan
Metode penyusutan dan nilai residu apabila ada.
Masa Manfaat aset tetap.
Perhitungan mutasi akumulasi penyusutan yang meliputi saldo awal, beban
penyusutan TA berjalan, penyesuaian dan saldo akhir.
Penyesuaian pos akumulasi penyusutan karena pelepasan aset tetap atau
penghapusbukuan.
G. KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET LAINNYA
G.1. Definisi
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap,
dana cadangan dan piutang jangka panjang.
G.2. Jenis
Aset tak berwujud
Aset non moneter yang dapat diidentifikasi namun tidak berwujud; dikendalikan
oleh entitas pemerintah, mempunyai potensi manfaat ekonomi masa depan.
Contoh: Goodwill, hak paten, hak cipta, royalti, software, lisensi, hasil
kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang
16
Modul Ringkas Satker: Kebijakan Akuntansi Berbasis Akrual