Page 22 - Arah Baru Kebijakan Penegakan Hukum Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
P. 22

Ulasan Potret Putusan Kasus Kejahatan Terhadap Satwa Liar
            Dilindungi di Indonesia Periode 2009-2019



            penurunan yang tajam pada jumlah individu di alam; dan c. daerah penyebaran yang
            terbatas.

            Adapun Daftar Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi ditetapkan dalam Lampiran I PP
            No.7/1999. Namun, pada tahun 2018 terjadi perubahan yang signifikan atas Lampiran
            I PP No.7/1999 tersebut beserta kriteria penetapan status perlindungan tumbuhan dan
            satwa liar. Perubahan dilakukan dengan ditambahkannya pertimbangan ekonomi dan
            sosial budaya masyarakat dan ditetapkan melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
            dan  Kehutanan    (“Permen  LHK”)  No.P.92/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018  tentang
            Perubahan  atas  Permen  LHK  No.P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018  tentang  Jenis
            Tumbuhan  dan  Satwa  yang  Dilindungi  (“Permen  LHK  No.  P.92/2018”),  dan  terakhir
            diubah  kembali  melalui  Permen  LHK    No.P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2018
            (“Permen LHK No. P.106/2018”).

            B.2. KETENTUAN MENGENAI PEMANFAATAN TUMBUHAN DAN SATWA LIAR

            Mengenai  pemanfaatan  jenis,  yaitu  penggunaan  sumber  daya  alam  baik  tumbuhan
            maupun satwa liar dan atau bagian-bagiannya serta hasil dari padanya, diatur dalam
            dalam PP No. 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar (“PP
            No.8/1999”),  termasuk  diantaranya  dalam  bentuk  perdagangan  dan  pemeliharaan
                               7
            (untuk  kesenangan).   Yang  dapat  dimanfaatkan  untuk  kepentingan  komersial  pada
            prinsipnya  hanyalah  satwa  liar  yang  tidak  dilindungi  sebagaimana  dinyatakan  dalam
            Pasal  18  ayat  (1)  dan  Pasal  37  ayat  (2)  PP  No.  8/1999.  Ketentuan  mengenai
            pengambilan,  penangkapan,  dan  peredaran  tumbuhan  dan  satwa  liar  secara  umum
            kemudian  diatur  lebih  lanjut  di  Keputusan  Menteri  Kehutanan  No.447/Kpts-II/2003
            tentang  Tata  Usaha  Pengambilan  atau  Penangkapan  dan  Peredaran  Tumbuhan  dan
            Satwa Liar (“Kepmenhut No.447/2003”).


            B.3. KETENTUAN MENGENAI PERLINDUNGAN HABITAT TUMBUHAN DAN SATWA LIAR

            Perlindungan  habitat  tumbuhan  dan  satwa  liar  diatur  dalam  bentuk  perlindungan
            terhadap kawasan konservasi. Terdapat 2 bentuk kawasan konservasi yang diatur dalam
            UU No.5/1990, sebagai berikut:
                a.  Kawasan Suaka Alam (“KSA”), yaitu kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di
                    darat  maupun  di  perairan  yang  mempunyai  fungsi  pokok  sebagai  kawasan
                    pengawetan  keanekaragaman  tumbuhan  dan  satwa  serta  ekosistemnya  yang
                    juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.  KSA terdiri dari
                    cagar alam dan suaka margasatwa.
                                                   8


            7    PP No. 8 Tahun 1999, Pasal 1 butir 1
            8    UU No.5 Tahun 1990, Pasal 1 angka 9 dan Pasal 14.





            6 |
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27