Page 84 - KELAS VIII AGAMA HINDU
P. 84
kebenaran yang didapat oleh para siswa kerohanian itu tidak perlu diragukan. Cara diskusi ini
disebut dengan nama Upanisad.
Sebagai hasil dan kegiatan Upanisad ini dibukukan dalam kitab Upanisad. Kitab
Upanisad merupakan bagian dan Jnana Kanda dan kitab Veda Sruti yang isinya bersifat ilmiah,
spekulatif, tetapi tetap dalam ruang lingkup keagamaan. Pada umumnya kitab-kitab Upanisad
berisi tentang hakekat Brahman, Atman, Hubungan antara Brahman dan Atman, Hakekat Maya,
Hakekat Vidya dan Avidya, serta mengenai moksa atau kelepasan. Pandangan yang menonjol
dalam ajaran Upanisad adalah suatu ajaran yang bersifat Monistis dan Absolutistis, dalam artian
ajaran yang mengajarkan bahwa segala sesuatu yang bermacam-macam ini dialirkan dan satu
azas, satu realitas tertinggi yang tidak dapat dilihat, tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat
ditangkap oleh akal manusia, tetapi melingkupi segala yang ada di alam semesta ini, itulah yang
disebut dengan Brahman (Ida Sang Hyang Widhi Wasa).
Brahman memiliki sifat Sat Cit Ananda yang artinya keberadaan, kesadaran, dan
kebahagiaan. Dan ungkapan ini menunjukkan bahwa Brahman adalah satu-satunya realitas yang
bersifat mutlak, yang meliputi segala yang ada, yang sadar, dan yang bersifat rohani sehingga
dengan demikian Brahman dipandang sebagai sumber alam semesta, sumber semua mahluk, dan
penguasa segala yang ada.
Mengenai keberadaan Atman pada Zaman Upanisad disebutkan bahwa Atman meliputi
segala sesuatu dan ia berada dalam lubuk hati manusia. Atman yang ada dalam tubuh manusia itu
dilapisi oleh lima lapisan yang disebut dengan Panca Maya Kosa, yaitu Anamaya Kosa (lapisan
Prana/energi), Manomaya Kosa (lapisan alam rasa dan pikiran), Wijnanamaya Kosa (lapisan
kesadaran) dan Anandamaya Kosa (lapisan kesadaran yang membahagiakan). Semua lapisan itu
dapat berubah-ubah, sedangkan Atman adalah subjek yang tetap ada diantara semua yang
berubah-ubah itu, artinya Atman terbebas dan semua keadaan, karena Atman sesungguhnya
adalah Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Mengenai ajaran Karma pada zaman Upanisad dinyatakan
sebagai suatu perbuatan yang selalu diikuti oleh pahala atau akibatnya. Sehingga siapa saja yang
berbuat baik atau buruk pasti akan menerima hasil baik atau buruk. Jadi semua tergantung pada
prilaku umat itu sendini.
84