Page 24 - Tere Liye - Bumi
P. 24
TereLiye “Bumi” 21
mati siapa sosok tinggi kurus tadi? Aku bahkan sempat berpikir, jangan
jangan sosok itu hanya bisa kulihat jika aku menangkupkan kedua
telapak tangan ke wajah. Aku hendak bergegas kembali menutup mata
sebelum sosok itu pergi, tapi itu tidak mungkin kulakukan dengan
tatapan mata Ali yang penuh rasa ingin tahu.
”Apa yang kamu lakukan barusan, Ra?” Ali bahkan sekarang
menyelidik seluruh tubuhku. ”Aku yakin sekali, kamu tadi tidak ada di
sini. Lorong ini kosong. Kamu tibatiba muncul di sini. Iya, kan? Ini
menarik sekali.”
”Apanya yang menarik?” Aku membalas tatapan menyelidik Ali,
purapura tidak mengerti.
”Kamu jangan purapura tidak mengerti, Ra,” Ali tidak mudah
percaya.
”Aku dari tadi memang di sini. Apanya yang purapura?” aku
akhirnya berseru ketus.
”Kamu tidak bisa membohongiku.” Ali nyengir lebar. ”Aku memang
pemalas, tapi aku tidak bodoh. Bahkan sebenarnya, kamu tahu, sebagian
kecil para pemalas di dunia ini adalah orangorang genius. Aku yakin
seratus persen kamu tadi tidak ada di sana. Tidak ada siapa pun di
lorong. Lantas petir menyambar, kamu tibatiba ada di sana. Tibatiba
muncul. Aku yakin sekali.”
Aku mengeluh dalam hati, masih berusaha membalas tatapan Ali
dengan purapura tidak paham. Urusan ini bisa panjang. Ali benar. Dia
memang terlihat pemalas, urakan, suka bertengkar, tapi dalam pelajaran
tertentu dia bisa membuat guruguru terdiam hanya karena pertanyaan
masa bodohnya.
”Bagaimana kamu melakukannya?”
”Aku tidak melakukan apa pun.”
”Kamu jangan bohong, Ra.” Ali menatapku seperti sedang menatap
anak kecil yang tertangkap basah mencuri permen tidak bisa menghindar.
http://pustaka-indo.blogspot.com