Page 245 - Tere Liye - Bumi
P. 245

TereLiye “Bumi”   242




                  tenang di rumah masing­masing dan menggunakan cara konvensional jika

                  harus bepergian.

                         ”Setelah seribu tahun dipimpin Komite Kota, dewan yang dipilih
                  penduduk, hari ini seluruh negeri dikuasai kembali oleh para pemilik
                  kekuatan. Belum ada pengamat yang berani memberikan komentar atau
                  spekulasi atas masa depan negeri ini, semua orang berhitung dengan
                  keamanan masing­masing. Se­mentara itu kerusuhan  mulai pecah di
                  berbagai tempat. Per­tikaian politik ini akan semakin  memperuncing
                  perdebatan ten­tang para pemilik kekuatan. Kami juga belum memperoleh
                  kepastian apakah acara karnaval festival tahunan nanti malam akan terus
                  berlangsung sesuai rencana atau dibatalkan. Tetapi de­ngan berlakunya
                  jam malam, karnaval sepertinya akan dibatal­kan.”


                         ”Itu berita tentang apa, Ra?” Ali berbisik, bertanya.

                         Aku menghela napas, menjawab pendek, ”Kerusuhan.”


                         ”Kerusuhan?” Ali  memastikan. Dia  menunjuk ke layar dinding
                  kapsul, bukankah tayangan berita di televisi tidak sesederhana itu?

                         ”Ada yang mengambil alih pemerintahan. Kudeta atau apalah
                  istilahnya,” aku menjelaskan lebih baik. ”Mereka menyerang Tower
                  Sentral dan berbagai tempat pemerintahan tadi pagi, mung­kin
                  bersamaan dengan menyerang gedung perpustakaan.”


                         ”Siapa yang melakukannya?”


                         Aku menelan ludah. ”Tidak disebutkan dalam berita. Mereka hanya
                  menyebut dengan istilah para pemilik kekuatan. Mungkin dugaan Av
                  benar, Tamus yang melakukannya. Dia dibantu sebagian besar Pasukan
                  Bayangan, mungkin itu pasukan militer di dunia ini.”

                         ”Tamus? Itu sosok tinggi kurus yang ada di aula sekolah?” tanya
                  Seli.


                         Aku mengangguk.

                         ”Dia dan rombongan sirkusnya itu sibuk sekali ternyata sehari
                  terakhir,” Ali berkomentar santai, mengangkat tangannya, seolah







                                                                            http://pustaka-indo.blogspot.com
   240   241   242   243   244   245   246   247   248   249   250