Page 43 - Tere Liye - Bumi
P. 43

TereLiye “Bumi”   40











                              IMA belas menit  kemudian, setelah mengunci pintu dan
                  menutup gerbang  pagar, Mama memboncengkan aku dengan Vespa,
                  melaju di jalanan pukul tiga sore. Belum terlalu macet, cahaya matahari
                  mulai terasa lembut, meski udara pengap kota tetap terasa. Mama gesit

                  menyalip kendaraan lain  kalau saja aku lebih riang, aku akan
                  menceletuk, ”Salip  lagi yang di depan, Ma! Lebih cepat!” dan tertawa.
                  Mama akan balas tertawa. ”Tapi jangan bilang papamu kalau kita
                  ngebut.”

                         Mama ke mana­mana lebih suka mengendarai motor, jago sejak
                  kuliah. Menurut cerita versi Papa, bahkan dulu waktu kuliah Mama
                  pernah ikut balapan motor, tapi aku memutuskan tidak percaya.


                         Setengah jam acara salip­menyalip, Vespa Mama sudah ter­parkir
                  rapi di basement pusat perbelanjaan besar. Aku ber­usaha menyejajari
                  langkah Mama yang kalau jalan juga selalu super­cepat menuju tangga
                  eskalator. Tujuan pertama kami adalah toko elektronik.

                         Aku sering ke toko ini, menemani Mama, tapi belum pernah ke
                  bagian mesin cuci. Terhampar di bagian tersendiri, berpuluh­puluh model
                  mesin cuci berjejer. Aku menatap terpesona seluruh mesin cuci itu sambil
                  berpikir, ternyata tidak berbeda dengan ponsel, banyak model,  banyak
                  fitur, banyak spesifikasi, dan jelas banyak mereknya.


                         ”Tergantung kebutuhannya, Bu,” petugas sales toko elektronik
                  sudah melesat menyambut kami, tersenyum dua senti sesuai SOP,
                  memulai strategi menjualnya. ”Kalau Ibu butuh mesin cuci yang bisa
                  mencuci pakaian sekotor apa pun, kinerjanya kinclong, Ibu pilih saja yang
                  front loading. Kapasitasnya besar, listriknya lebih hemat, dan efisien
                  tempat. Meskipun kekurangannya, mesinnya lebih bergetar, suaranya
                  lebih berisik, agak beraroma karena sering menyisakan air di dalam, dan
                  lebih mahal.”


                         Aku tertawa dalam hati, melihat gaya petugas sales itu. Aku
                  membayangkan Ali dalam versi lebih dewasa, sok tahu sedang





                                                                            http://pustaka-indo.blogspot.com
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48