Page 123 - TOKOH-TOKOH NASIONAL
P. 123
Hasil diplomasi gencatan senjata itu menghasilkan beberapa
poin penting antara lain: pelucutan senjata hanya dilakukan
kepada tentara Jepang, penarikan tentara Sekutu untuk kembali ke
gedung-gedung yang mereka kuasai, dibentuknya kontak biro agar
tidak terjadi lagi tindakan-tindakan sepihak yang dilakukan kedua
belah pihak. Roeslan Abdulgani ditunjuk menjadi salah satu
anggota kontak biro dari Indonesia. Adapun anggota kontak biro
dari pihak Indonesia adalah Residen Sudirman, Doel Arnowo,
Atmaji, Muhammad, Sungkono, Suyono, Kusnandar, Roeslan
Abdulgani, dan T.D Kundan, sedangkan dari pihak Inggris adalah
Brigadir A. W. S Mallaby, Kolonel L. H. O. Pugh, Mayor H, Kapten
H. Shaw, dan Wing Commander Groom.
Selain agar tidak terjadi kesalahpahaman dari kedua belah
pihak, tugas lain dari kontak biro adalah untuk mengefektifkan
perjanjian gencatan senjata di medan perang. Sebab sekalipun para
petinggi pemerintahan telah sepakat gencatan senjata, yang terjadi
di medan perang bisa bertolak belakang. Agar kontak senjata tidak
berlarut dan menambah jumlah korban, seluruh kontakbiro dari
kedua pihak sepakat untuk mendatangi tempat-tempat
pertempuran yang belum menurunkan senjata. Gedung Internatio
dekat Jembatan Merah dan Gedung Lindeteves dekat Jembatan
Semut adalah lokasi yang didatangi langsung karena keadaan
belum mereda.
Pada Gedung Internatio inilah salah satu anggota kontak biro
sekaligus Brigadir dari pihak Sekutu meregang nyawa. A.W.S
Mallaby yang tetap tinggal di dalam mobil mati terkena ledakan
granat.
Surat Kabar The Sun, hal 2: "Mallaby Shot
Dead Sitting In Car". Kutipan: “Smith dan Laughland
yang terluka ringan, melarikan diri setelah
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya | 121