Page 59 - TOKOH-TOKOH NASIONAL
P. 59

melancarkan kritik-kritik sumbang terhadap pemerintah kota praja

                  dan terhadap penjajahan Belanda. Kritik-kritik tersebut dibawakan

                  dengan  cara  halus  dan  dengan  kejenakaan  serta  gaya  pidato

                  kampung yang terpadu ke dalam format ludruk. Pada tahun 1930-
                  an  Cak  Durasim  mengumumkan  pembentukan  jenis  ludruk  yang

                  sepenuhnya  baru  dan  tidak  main  di  kalangan  kampung  lagi,

                  melainkan di panggung modern GNI.

                         Penggunaan          awal

                  GNI  Surabaya  sebagai

                  tempat pertemuan kaum

                  pergerakan  menandakan
                  bahwa         gedung         ini

                  merupakan               simbol

                  politik  bagi  masyarakat

                  Surabaya  yang  memiliki

                  hubungan  dengan  kaum

                  priyayi. Pada masa-masa

                  itu (1930-an) kaum yang
                  terjun  ke  dunia  politik

                  adalah  mayoritas  dari

                  kaum        priyai      karena

                  mereka          lah        yang

                  memiliki         kesempatan

                  mengenyam  pendidikan

                  yang         lebih        tinggi
                  daripada          masyarakat

                  pribumi  biasa.  Dengan

                  bekal  pengetahuan  yang

                  luas,       mereka         yang

                  memperjuangkan  nasib                   Komplek Gedung Nasional Indonesia yang
                                                           berada di Jl. Bubutan, Surabaya (2019)

                                                Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya | 57
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64