Page 58 - TOKOH-TOKOH NASIONAL
P. 58
Soekarno turut hadir dan berpidato setelah keluar dari penjara
Sukamiskin pada akhir Desember 1931. Dr. Soetomo berpidato
dalam kongres, beliau menghimbau perlunya persatuan dari
seluruh kalangan masyarakat untuk mencapai kemerdekaan, dan
perbedaan-perbedaan pendapat diantara barisan pergerakan
nasional adalah ibarat warna-warninya bunga, yang memperindah
setiap kumpulan karangan bunga yang dipersatukan dalam suatu
wadah tertentu. Keindahan warna-warni itulah yang dimaksudkan
dengan corak dan sifat Kongres Indonesia Raya I. Keinginan Dr.
Soetomo untuk menjadikan GNI sebagai tempat pertemuan untuk
membicarakan tujuan kemerdekaan Indonesia dari kolonialisme
nampaknya terwujud.
Tiga putri Indonesia, yang waktu pendirian GNI pada 12 Juli 1930 berpidato di podium
dengan sangat menyedihkan. Sambil menyerahkan tjetok (troffel) terbuat dari perak gelang
kaki yang oleh ibu bapaknya dibuat dari gelang kakinya yang akan digunakan untuk
peletakkan batu pertama GNI, meskipun demikian mereka tidak menyesal karena untuk
keperluan nasional. Tampak Dr. Soetomo menggendong salah satu dari mereka (foto kiri)
GNI Surabaya yang saat itu menjadi sarana pementasan
kesenian yang berbau kritik politik, yang terkenal adalah kelompok
Ludruk Cak Durasim. Cak Gondo Durasim, pemimpin kelompok
ludruk tersebut yang terkenal dengan peran sebagai badut,
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya | 56