Page 93 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 93
orang yang benar-benar Myrna cintai. Dengan demikian, kerudung ini bisa
memberikan kekuatan atau mukjizat pada orang yang memberi maupun yang diberi.
Myrna akhirnya memberikan kerudung merah kirmizi itu kepada Luc Sondakh.
Judul novel ini juga sebagai simbol pemberontakan terhadap ketidakadilan sistem.
Pada bagian prolog, Myrna memberitahukan kepada pembaca bahwa dirinya
adalah pembawa cerita di novel ini. Dirinya menggunakan sudut pandang orang
pertama melalui penggunaan kata ‘aku’. Kata aku di sini bertindak sebagai pelaku
cerita, yaitu Myrna. Namun, Myrna yang berada pada posisi sudut pandang orang
pertama, kemudian dalam prolognya menjadi sudut pandang orang ketiga ketika
mengihkan dirinya. Pengarang bertindak sebagai Myrna yang pada prolog berada
pada sudut pandang pertama, namun ketika berkisah memposisikan diri sebagai
orang ketiga. Novel ini juga menggunakan teknik bercerita dalam sebuah cerita.
Gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang dalam novel ini di antaranya
yakni majas satire, asosiasi, hiperbola, simile, sinekdok, simbolik, dan paradoks.
Misalnya Remy Sylado kerap menggunakan pemakaian kata-kata melalui majas
satire dan kritikan terhadap situasi sosial politik yang berlangsung di kala itu.
Termasuk pula pada ungkapan-ungkapan paradox dari pengarangnya, yakni ketika
Remy memberi nilai pada tokoh cerita atau situasi tertentu dengan menggunakan
bahasa-bahasa yang bertentangan dengan nilai moral, tetapi jika kita cermati pada
dasarnya pemikiran-pemikiran Remy adalah sebuah nilai yang mengandung
kebenaran. Tone Remy dalam pemakaian bahasa, terletak pada kata-kata berbahasa
daerah seperti lelipi, slilit, dan lainnya.
Simbol-simbol yang muncul dalam novel Kerudung Merah Kirmizi tertuang
dalam bentuk puisi atau filsafat yang diucapkan para tokoh dalam cerita seperti oleh
Myrna, Dela, Luc, Bapak, Ema, dan Sam. Misalnya Myrna yang mengungkapkan
bahwa dirinya adalah perempuan yang sudah tidak bersuami alias “janda”.
Bukanlah sembarang janda yang dalam pandangannya bahwa status itu kerap kali
menuai stigma negatif dari masyarakat terhadap individunya. Myrna ingin menjadi
seorang janda yang disimbolkan bahwa dirinya satu-satunya yang harus dilihat
berbeda dengan janda-janda lainnya. Alasannya bahwa dirinya berjanji pada
88