Page 94 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 94

Andriono,  mendiang  suaminya,  menjadi  batu  karang  yang  teguh  di  tengah

                        gelombang samudra yang dahsyat. Sementara Dela kerap kali menyitir puisi dari
                        para penyair Lebanon, Arab, Mesir, Persia, dan Vatican dalam obrolannya besama

                        Sam  dan  Luc.  Puisi-puisi  yang  digunakan  Dela  adalah  upaya  dirinya  untuk

                        meyakinkan  lawan  bicaranya  tentang  segala  pemahaman  atau  ide-idenya.
                        Sementara Luc, sang duda flamboyan yang tak pernah lewat menghujankan bahasa-

                        bahasa  simbol  dalam  bentuk  syair  lagu  pada  saat  berhadapan  dengan  Myrna,
                        sekadar upayanya dalam menarik simpati Myrna. Begitu pula dengan Bapak dan

                        Ema yang memberi Myrna kerudung warna sambil menyelipkan nasihat melalui

                        kata “kerudung merah kirmizi” sebagai sebuah simbol. Selanjutnya kata “slilit”
                        dengan  nada  berguman  yang  sering  diucapkan  Luc  untuk  orang-orang  yang

                        dianggap sebagai pengganggu pada setiap tujuannya.   Namun, simbolisme utama
                        dalam  novel  ini  terletak  pada  judul  novel  ini  yaitu  “kerudung  merah  kirmizi”.

                        Artinya kirmizi adalah merah kotor tetapi dapat memberi mukjizat melalui orang
                        lain yang memberimu cinta, yang mengingatkanmu betapa besar cinta itu dapat

                        mengubahnya  menjadi  bersih  seperti  salju.  Ketika  kerudung  itu  diberikan  oleh

                        Myrna kepada Luc yang sangat dicintainya, kerudung itu menjadi sumber kekuatan
                        mereka untuk melindungi diri dari kejahatan Sam. Novel Kerudung Merah Kirmizi

                        juga adalah simbol pemberontakan terhadap ketidakadilan sistem.
                             Novel Kerudung Merah Kirmizi dalam pengisahannya telah memunculkan

                        ironi verbal (Stanton, 2012) tentang adanya kejahatan terselubung yang beperan

                        dalam cerita novel ini. Sam sebagai pengusaha kelas kakap telah mengembangkan
                        bisnisnya  dengan  menghalalkan  segala  cara.  Sam  tidak  perduli  jika  harus

                        melakukan penindasan terhadap kaum yang lemah agar tujuannya tercapai dalam
                        menguasai calon lahan bisnisnya. Cerita yang terjadi pada masa sebelum reformasi

                        yang digambarkan oleh  pengarangnnya sebagai  masa perilaku bobrok  dari para

                        birokrat dan aparat hukum, tengah mewarnai sosial politik di Indonesia kala itu.
                        Seperti halnya Sam, pengusaha yang kerap memanfaatkan oknum aparat keamanan

                        dan para penjahat dalam upaya mencapai tujuannya. Namun pada ambisinya yang
                        terakhir dengan menguasai sebuah lahan di wilayah Bali milik anak Luc, membuat







                                                                                                     89
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99