Page 98 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 98

Novel Tarian Bumi (2007) karya Oka Rusmini

                             Novel  Tarian  Bumi  dalam  penceritaannya  menggunakan  teknik  alur  sorot
                        balik, yaitu diawali dengan menampilkan tokoh utama perempuan bernama Ida Ayu

                        Telaga  Pidada  yang  telah  menjadi  masyarakat  berkasta  Sudra.  Novel  ini

                        menggunakan pengaluran yang bercabang dengan alur pada Telaga Pidada dan Ni
                        Luh Sekar (Jero Kenanga). Alur dalam cerita ini kurang rekat dan padat karena

                        terdapatnya  alur  lain  (subplot)  setelah  tokoh  utama.  Menurut  Stanton  (2012),
                        semakin sedikit karakter dalam sebuah cerita, semakin rekat dan padat pula alur

                        yang mengalir di dalamnya. Sedangkan pada novel ini ada alur tokoh utama yang

                        bernama Ida Ayu Telaga Pidada dan alur tokoh pendamping utama yang bernama
                        Ni Luh Sekar yang kemudian berganti nama menjadi Jero Kenanga. Dalam alur

                        Jero Kenanga ada beberapa tokoh atau karakter pendamping yang tidak memiliki
                        keterhubungan  dengan  telaga  Pidada.  Sehingga  tokoh-tokoh  dalam  alur  Jero

                        Kenanga  tidak  memberikan  pengaruh  apapun  terhadap  karakter  tokoh  Telaga.
                        Karena  menurut  Stanton  (2012,  hlm.  26),  setiap  adegan  yang  dilakukan  oleh

                        seorang  akan  mempengaruhi  karakter-karakter  lain  yang  akan  memberikan

                        pengaruh balik.
                             Pengarang menyoroti kembali awal mula kehidupan Telaga Pidada yang pada

                        sat remaja masih berkasta Brahmana. Selanjutnya pengarang mengalihkan ke cerita
                        tentang ibu Telaga Pidada yang bernama Ni Luh Sekar atau Jero Kenanga yang

                        pada saat remaja masih berkasta Sudra. Pergantiannama dari nama Ni Luh Sekar

                        menjadi Jero Kenanga setelah dinikasi Ida Bagus Ngurah Pidada yang berasal dari
                        kasta  Brahmana.  Pada  akhir  cerita  novel  ini,  dikisahkan  Telaga  Pidada  sudah

                        menjadi  janda  dari  lelaki  Sudra  bernama  Wayan  Sasmita  yang  kematiannya
                        berlangsung  secara  mendadak,  dan  tidak  diketahui  apa  penyebabnya.  Meskipun

                        sudah  menjadi  janda,  Telaga  dalam  truktur  superego  di  dalam  dirinya  telah

                        menerima pilihan hidup dan takdirnya menjadi masyarakat berkasta Sudra.
                             Struktur id Telaga hadir dalam prolog cerita yang menggambarkan kondisi

                        batinnya. Sebagai perempuan yang terlahir dari keluarga bangsawan Brahmana,
                        dirinya  menhadapi  tekanan  mental  yang  cukup  kuat,  apalagi  setelah  menjalani







                                                                                                     93
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103