Page 102 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 102

hati.  Ibunya  berharap  Telaga  bisa  menjadi  perempuan  Brahmana  yang

                        sesungguhnya.  Untuk  itu,  ibunya  menginginkan  Telaga  menikah  dengan  lelaki
                        bangsawan  dari  kalangan  Brahmana.  Namun,  penilaian  Telaga  lain  tentang

                        masyarakat Sudra. Terutama ketika dirinya mengenal Wayan sejak kecil di griya.

                        Dalam pandangan Telaga bahwa Wayan adalah anak lelaki yang sopan, santun, dan
                        berbakat melukis. Telaga memiliki kecantikan raga yang sempurna. Masyarakat

                        Bali  di  sekelilingnnya  mengakui  pada  kesempurnaan  Telaga  secara  fisik  dan
                        batiniahnya. Hal itu terbukti ketika banyak lelaki berharap menjadi suami Telaga,

                        dan  banyak  perempuan  iri  terhadap  kecantikan  fisik  Telaga.  Telaga  adalah

                        perempuan kritis yang  berjiwa feminis  dengan  menganggap  bahwa  hukum  adat
                        dalam masyarakatnya sudah tak sejalan dengan kemanusiaan dan kondisi zaman.

                        Dengan  logikanya,  Telaga  berupaya  mendobrak  sistem  patriarkhi  Bali  yang
                        menjadi kendala bagi kebebasan kaum perempuan. Budaya pengkastaan di Bali

                        beserta  aturan-aturannya  terlalu  mengikat,  dan  tidak  memberikan  peluang  pada
                        kaum perempuan untuk menentukan pilihan hidupnya.

                             Adanya  pengkastaan  yang  diatur  dalam  hukum  adat  Bali,  kini  mulai

                        menimbulkan  konflik  bagi  masyarakat  Bali.  Seiring  perkembangan  zaman,
                        persoalan  diskriminasi  kasta  terangkat  ke  permukaan  melalui  kisah  pernikahan

                        masyarakat  Bali  di  antara  dua  kasta  yang  berbeda.  Misalnya,  pernikahan  yang
                        dilakukan Telaga dari kasta Brahmana dengan Wayan dari kasta Sudra, dan mereka

                        sudah  saling  mengenal  sejak  kecil  karena  bersama-sama  hidup  di  griya.  Adik

                        Wayan, yang bernama Luh Sadri adalah teman sepermainan Telaga. Ibu Wayan
                        yang  bernama  Luh  Gumbreg  telah  mengabdi  di  keluarga  Telaga  sejak  Telaga

                        belumlahir. Sementara cinta antara Telaga dengan Wayam mulai terpupuk sejak
                        mereka remaja. Meskipun Telaga sempat berpisah satu tahun dengan Wayan karena

                        adanya  acara  pagelaran  pameran  lukisan  di  Jepang  yang  harus  diikuti  Wayan,

                        namun perasaan cinta Telaga tak pernah pupus pada Wayan. Setelah Wayan pulang
                        dari luar negeri dalam menyelesaikan pagelarannya, cinta di antara mereka pun

                        terbangun kembali.









                                                                                                     97
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107