Page 99 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 99

kehidupannya menjadi masyarakat berkasta Sudra. Dirinya menemukan kehidupan

                        yang  sebelumnya  tak  terbayangkan,  suatu  kehidupan  yang  keras  dan  sangat
                        sederhana  dengan  kondisi  serba  sulit.  Telaga  sempat  merasa  bersalah  pada

                        keputusannya  menikah  dengan  Wayan,  dan  menjadikan  hidupnya  terbuang  dari

                        masyarakat  Brahmana.  Namun  berdasarkan  struktur  ego-nya  Telaga  menggugat
                        aturan-aturan adat  atas perbedaan kasta yang selama ini menjadi  belenggu  bagi

                        dirinya  dan  kaum  perempuan  Bali  lainnya.  Menjadi  perempuan  Sudra  atau
                        Brahmana  bukanlah  pilihannya.  Adapun  realisasi  atas  kejujuran  hatinya  adalah

                        Telaga merasa Wayan adalah lelaki pilihan untuk hidupnya Superego Telaga telah

                        meyakinkan dirinya bahwa semua yang terjadi dalam hidupnya adalah takdir dari
                        Hyang Widhi-nya.   Dalam hal  ini, persoalan Telaga membebaskan dirinya dari

                        diskriminasi  kasta  sebagai  kajian  kritik  sasatra  feminis  ideologis  (Djajanegara,
                        2003), yakni kaum perempuan kasta Brahmana yang kemudian dianggap sebagai

                        warga kasta terendah karena menikah dengan lelaki kasta Sudra.
                             Ida  Ayu  Telaga  Pidada  sebagai  tokoh  utama  dalam  novel  Tarian  Bumi

                        memiliki wajah yang cantik, bertalenta seni, ramah, sederhana, rendah hati, cerdas,

                        dermawan, jujur, teguh pada pendirian, dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Telaga
                        juga sosok perempuan berjiwa feminis yang berani besuara terhadap belenggu adat

                        patriarkhi  kasta  dan  diskriminasi  kasta  yang  diangggapnya  tidak  relevan  lagi
                        dengan situasi jaman. Jero Kenanga atau Ni Luh Sekar adalah ibu Telaga, sosok

                        perempuan yang kuat, mandiri, ambisius, dan memiliki harga diri yang melebihi

                        bangsawan asli. Ketika sebelum kawin dengan Ida Bagus Ngurah Pidada, Sekar
                        adalah  seorang  penari  Bali  ternama  dari  masyarakat  kasta  Sudra.  Sekar  pernah

                        melayani cinta sahabatnya yang berorientasi seksual menyimpang, yaitu Ni Luh
                        Kenten. Mereka adalah teman bermain sejak kecil, kemudian setelah dewasa saling

                        menyatakan  perasaannya.  Meskipun  pada  akhirnya  Kenten  merelakan  Sekar

                        dinikahi  Ida  Bagus  Ngurah  Pidada,  yaitu  lelaki  Brahmana  yang  menjadi  tujuan
                        Sekar.  Kenten  mengetahui  bahwa  sejak  kecil  Sekar  selalu  mengeluh  tentang

                        penderitaannya  karena  keluarganya  sangat  miskin.  Terutama  setelah  ayahnya
                        tersangkut G-30-SPKI, hidup Sekar semakin tersiksa dengan harus menanggung







                                                                                                     94
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104