Page 106 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 106

tetapi merasa pilu karena Ni Luh Sari tidak mengetahui
                                                kalau  orang  yang  telah  memberinya  hadiah  adalah
                                                kakeknya  sendiri.  Sementara  Ni  Luh  Sari  terus
                                                kegirangan sambil memeluk erat kaki ibunya, menciumi
                                                pipi  ibunya,  dan  mengelus-elusn  pipi  ibunya  dengan
                                                tangannya  yang  mungil.  Telaga  menyimpan  harapan
                                                besar  terhadap  anak  gadisnya  yang  baru  berusia  tujuh
                                                tahun untuk bisa memberi dirinya sebuah tempat. Telaga
                                                juga  sangat  berharap  besar  nanti  Ni  Luh  Sari  bisa
                                                menjadi  seorang  perempuan  yang  menjelma  sebagai
                                                penari tercantik di desanya. Perempuan yang memiliki
                                                seluruh kecantikan dewi tari.

                                                Telaga  Pidada  adalah  seorang  gadis  pintar.  Dia  pintar

                                                menari  untuk  semua  tarian  Bali.  Setiap  orang  sangat
                                                mengagumi  tarian  dan  kecantikannya.  Termasuk  para

                                                lelaki yang sering menonton dirinya saat menari. Telaga
                                Tahap Awal  juga mulai mencintai Wayan yang memiliki kepandaian

                          T                     melukis dan juga menari. Wayan adalah seorang pelukis
                                                tradisional Bali yang karyanya dikenal di mancanegara.
                          R
                                                Wayan juga pernah berpasangan dengan Telaga dalam
                          A                     sebuah  tarian,  sehingga  cinta  yang  tumbuh  di  antara

                          N                     mereka  semakin  menguat.  Meskipun  Wayan  sempat
                                                pergi ke luar negeri untuk melakukan pameran lukisan di
                           S
                                                Jepang,  perasaan  cinta  Telaga  tehadap  Wayan  tidak
                           F                    pupus.  Akhirnya  cinta  di  antara  mereka  terbangun
                          O                     kembali.  Namun,  Jero  Kenanga  tidak  menyetujui

                          R                     hubungan  mereka,  begitu  pula  dengan  Luh  Gumbreg.
                                                Permasalahannya  adalah  perbedaan  kasta  di  antara
                          M
                                                mereka yang dibenarkan oleh hukum adat, yakni Telaga
                          A                     sebagai  perempuan  berkasta  Brahmana  tidak  boleh

                           S                    menikah dengan Wayan yang berkasta Sudra.
                           I                    Jero  Kenanga  mulai  berupaya  menjodohkan  Telaga
                                                kepada beberapa lelaki pilihannya yang berasal dari kasta

                                                Brahmana. Namun, Telaga selalu menolaknya karena di
                                   Tahap        hati  Telaga  telah  ada  cinta  Wayan  meskipun  sempat

                                   Utama        berpisah  dengan  Wayan  selama  satu  tahun.  Akhirnya
                                                hubungan cinta di  antara Telaga dan Wayan diketahui
                                                oleh Jero Kenanga. Kenanga menentang habis-habisan







                                                                                                    101
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111