Page 110 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 110

yang tinggi hati. Ibunya berharap agar Telaga menjadi perempuan Brahmana yang

                        sesungguhnya. Oleh karena itu, Telaga harus menikah dengan lelaki Brahmana.
                        Namun, Telaga memiliki penilaian tersendiri tentang masyarakat Sudra. Terutama

                        ketika dirinya mulai mengenal Wayan sejak ada di griya sebagai anak lelaki yang

                        sopan,  santun,  dan  berbakat  melukis.  Pernikahannya  dengan  Wayan  membuat
                        Telaga rela menanggalkan atribut kebangsawanannya. Bahkan Telaga rela dibuang

                        kelurganya  dari  griya  melalui  upacara  patiwangi.  Setelah  menjadi  masyarakat
                        Sudra, Telaga mulai menemukan arti hidup dan cinta yang sesungguhnya. Namun

                        takdir akhirnya memisahlan Telaga dengan Wayan yang mati mendadak di tahun

                        ke-5 perkawinan mereka.
                             Telaga  memiliki  kecantikan  raga  sempurna.  Masyarakat  Bali  di

                        sekelilingnnya  mengakui  akan  kesempurnaan  batin  dan  lahiriah  Telaga.  Hal  itu
                        terbukti  dengan  banyak  lelaki  yang  mengharapkan  menjadi  suami  Telaga,  dan

                        banyak  perempuan  yang  iri  pada  kecantikan  Telaga.  Dengan  talenta  menarinya
                        yang luar biasa, Jero Kenanga berharap Telaga mendapatkan suami dari kalangan

                        Brahmana yang dapat  memurnikan karat  kebangsawanan Telaga yang  memiliki

                        darah Sudra dan Brahmana.
                             Telaga  adalah  perempuan  kritis  yang  menganggap  hukum  adat  dalam

                        masyarakatnya sudah tak sejalan dengan hati nurani dan kondisi zaman. Dengan
                        logikanya,  Telaga  berupaya  mendobrak  sistem  patriarkhi  Bali  yang  menjadi

                        kendala  atas  kebebasan  kaum  perempuan  dalam  menentukan  jalan  hidupnya.

                        Budaya pengkastaan di Bali beserta aturan-aturannya yang terlalu mengikat dan
                        tidak memberi peluang pada kaum perempuan untuk memiliki kebebasan dalam

                        menentukan pilihan hidupnya. Sebagaimana yang dialami Telaga, yakni dirinya
                        adalah perempuan Brahmana yang menginginkan kebebasaan dalam menentukan

                        pilihan dengan menikahi Wayan yang berasal dari kasta Sudra.

                             Novel Tarian Bumi karangan Oka Rusmini, banyak memunculkan persoalan
                        ketidakadilan gender dan budaya patriarkhi dalam masyarakat Bali. Dalam wilayah

                        hukum  adat  Bali,  pengkastaan  masih  berlangsung  hingga  kini  dan  mulai
                        memunculkan  polemik.  Misalnya  kaum  perempuan  Bali  dengan  kasta  tertinggi







                                                                                                    105
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115