Page 108 - SKI jld 4-16 2015 Resivi Assalam
P. 108
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 4
Hikayat Bercorak Parsi
Zainuddin al-Ma`bari adalah seorang sejarawan Parsi yang tinggal di Malabar,
India Selatan. Dalam bukunya Tuhfat al-Mujahidin ia juga mengatakan bahwa
berhasilnya siar Islam di India dan Nusantara antara lain disebabkan oleh
penggunaan sarana seni dan sastra, seperti pembacaan cerita kehidupan Nabi
Muhammad s.a.w disertai nyanyian seperti Qasidah Burdah. Dipaparkan bahwa
sejak abad ke-14 M, dan terutama pada awal abad ke-14 M, banyak sekali
orang-orang Parsi datang ke India untuk berziarah ke pundak Adam di Srilangka.
Usai ziarah banyak dari mereka tidak kembali ke tanah airnya, melainkan
melanjutkan pelayaran mereka ke Sumatra untuk menyebarkan agama Islam. 43
Menurut penelitian Winstedt pada zaman Samudra Pasai telah disadur beberapa
hikayat dari Parsi misalnya cerita berbingkai Hikayat Bayan Budiman. Sezaman
dengan itu ditulis pula Hikayat Raja-raja Pasai. Pengaruh Parsi ketara daam corak
penulisan hikayat ini, khususnya paparan adegan-adegan peperangan atau
pertarungan tokoh-tokohnya. Misalnya adegan tarung antara pahlawan Pasai
Tun Berahim Bapa melawan pendekar dari Keling, tidak jauh berbeda dengan
adegan tarung Rustam dan Sohrab dalam epik Shah-namah karangan Firdawsi,
penulis masyhur Parsi abad ke-10-11 M. 44
Dalam koleksi Epernius ditemukan naskah-naskah Melayu abad ke-16 M yang
ditulis di Aceh Darussalam. Naskah-naskah tersebut memuat hikayat-hikayat
yang bersumber dari teks Parsi seperti Hikayat Yusuf, Hikayat Muhamad Ali
Hanafiah, Kitab Nasih al-Mulk, dan bunga rampai terjemahan pusi Arab dan Parsi
karya Abu Tammam, Omar Khayyam, `Attar, Sa`di al-Syrazi, Jalaluddin Rumi, dan
lain-lain. Dalam koleksi itu juga ditemukan naskah berisi alegori sufi seperti
45
Hikayat Si Burung Pingai, Andai-andai Si Burung Pingai, dan Hikayat Burung
Berau-berau. Teks-teks ini adalah saduran dari Mantiq al-Tayr (Musyawarah
Burung) karangan sufi Parsi terkenal abad ke-12 M Fariduddin `Attar. Buku
`Attar mengilhami Hamzah Fansuri dalam menulis syair-syair tasawufnya yang
menggunakan tamsil burung pingai. 46
Menurut penelitian
Winstedt pada zaman
Samudra Pasai telah Pengaruh Parsi juga kelihatan dalam penulisan risalah atau sastra kitab. Risalah-
disadur beberapa risalah tasawuf Hamzah Fansuri seperti Syarab al-`Asyiqin, Asrar al-`Arifin, dan
hikayat dari Parsi Muntahi, mengambil banyak rujukan dari kitab atau syair karangan penulis
misalnya cerita
berbingkai Hikayat Parsi seperti `Attar, Rumi, `Iraqi, Maghribi, Jami, dan lain-lain. Pada abad ke-17
Bayan Budiman. M Nuruddin al-Raniri menulis kitab fiqih Sirat al-Mustaqiem berdasarkan sumber
Sezaman dengan itu Parsi seperti Syarh al-`Aqa`id al-Nashfiyah karangan ulama Parsi Sa`d al-Mas`ud
ditulis pula Hikayat
Raja-raja Pasai. al-Taftazani. Kitab eskatologinya Akhbar al-Akhirah (1640) ditulis berdasar kitab
Ihya` Ulumuddin Imam al-Ghazali dan Aja`ib al-Malakut Syeikh Ja`far dari Parsi.
94