Page 454 - SKI jld 3 pengantar menteri Revisi Assalam
P. 454
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 3
Tantangan internal telah menyerap lebih banyak energi HMI sehingga akhir-
akhir ini HMI dirasa kurang responsif terhadap isu-isu nasional. Dengan berkaca
pada HMI pada 1970-an, di masa mendatang HMI diharapkan lebih visioner dan
mempunyai kontribusi lebih konkrit dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
PMII berdiri pada PMII berdiri pada 17 April 1960, sebagai respon dari kecendrungan politik umat
17 April 1960, Islam sejak 1950-an yang tidak lagi menganggap Masyumi sebagai satu-satunya
sebagai respon dari partai politik bagi umat Islam. Ketegangan politik di Masyumi mulai terlihat
34
kecendrungan politik
umat Islam sejak 1950- dengan keluarnya tokoh-tokoh eks-Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) dari
an yang tidak lagi Masyumi pada 1947. Ketidakpuasan tokoh-tokoh eks-PSII juga dirasakan oleh
menganggap Masyumi Nahdlatul Ulama (NU) yang merasa bahwa Masyumi didominasi oleh kalangan
sebagai satu-satunya
partai politik bagi umat modernis sehingga aspirasi NU kurang diakomodir di Masyumi. Pada 1952
Islam. akhirnya NU keluar dari Masyumi dan mendirikan partai sendiri.
Kondisi politik tersebut secara otomatis berpengaruh di kalangan terpelajar NU.
Selain aspek politik, kondisi sosiologis juga berpengaruh yaitu semakin banyaknya
kelompok terpelajar di kalangan NU. Organisasi kelompok terpelajar NU yang
Lambang Pengurus Besar muncul pertama kali adalah Ikatan Pelajar NU (IPNU) berdiri pada 1954 yang
PMII. PMII merupakan cermin mewadahi baik pelajar maupun mahasiswa. Beberapa upaya untuk mendirikan
ketidakpuasan sebagian organisasi mahasiswa NU telah dilakukan seperti berdirinya Ikatan Mahasiswa
mahasiswa Muslim terhadap HMI, NU (IMANU) dan Keluarga Mahasiswa NU (KMNU) yang berdiri pada 1955.
namun keberadaan PMII tidak
bisa dilepaskan dari dukungan Namun, keberadaan organisasi mahasiswa itu kurang mendapatkan dukungan
NU sebagai organisasi induknya dari Pimpinan Besar NU karena dikhawatirkan akan melemahkan IPNU yang
Sumber: Direkorat Sejarah dan Nilai Budaya
baru berdiri. Setelah IPNU cukup kuat eksistensinya,
Konferensi Besar IPNU di Yogyakarta tahun 1960
menetapkan perlunya organisasi mahasiswa.
Selanjutnya pada April 1960 secara resmi PMII
berdiri di Surabaya dengan Mahbub Djunaidi
sebagai ketua umum, M. Khalid Mawardi sebagai
wakil ketua, dan M. Said Budairy sebagai sekretaris
umum. Sebenarnya, saat itu Mahbub adalah aktivis
HMI. Namun demikian, pendirian PMII yang pada
dasarnya merupakan pembelotan mahasiswa yang
berafiliasi NU ke PMII dianggap oleh HMI sebagai
“pengkhianatan” terhadap keputusan Kongres
Umat Islam 1949. Oleh karena itu, beberapa tokoh
PMII seperti Mahbub Djunaidi kemudian dikeluarkan
35
dari HMI.
438