Page 481 - SKI jld 3 pengantar menteri Revisi Assalam
P. 481
Buku Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia - Jilid 3
pendukung Sukarno dan gerakan komunis, perhatian utama Soeharto selaku
pemimpin negara diarahkan untuk menciptakan mekanisme yang dapat
meminimalkan ragam konflik sosial dan pada saat yang sama memaksimalkan
produktivitas ekonomi. Atau, bagaimana menyusun kembali sistem politik
menjadi politik yang “tertib”.
5
Soeharto dengan
dibantu tokoh-
Untuk tujuan tersebut, Soeharto dengan dibantu tokoh-tokoh yang memiliki tokoh yang memiliki
kompetensi di
kompetensi di bidangnya masing-masing menciptakan suatu format politik bidangnya masing-
6
yang memberikan penekanan pada stabilitas politik dan pembangunan masing menciptakan
ekonomi. Stabilitas politik dan pembanguan ekonomi dilihat sebagai dua suatu format politik
sisi dari mata uang yang sama, karena tanpa stabilitas politik pembangunan yang memberikan
penekanan pada
ekonomi tidak akan dapat dijalankan, sedangkan tanpa adanya pembangunan stabilitas politik
ekonomi, stabilitas akan sulit dicapai. Dengan dasar itu, Soeharto selanjutnya dan pembangunan
7
menerapkan suatu format politik yang memusatkan kekuasaan pada lembaga ekonomi.
eksekutif. Hal ini dilakukan untuk mengatasi situasi krisis setelah pecahnya
G 30S/PKI yang hampir melumpuhkan sistem pemerintahan dan membawa
Indonesia ke ambang perpecahan dan konflik berdarah.
Maka, dua tujuan pemerintah yang segera dilancarkan kala itu adalah
pertumbuhan ekonomi dan penciptaan ketertiban atau stabilitas politik. Untuk
mencapai tujuan tersebut, para elite pemerintah di bawah komando Soeharto
memandang bahwa menciptakan suatu sistem ekonomi yang berorientasi ke
luar dan suatu politik teknokratik yang tertib merupakan syarat mutlak yang
harus dipenuhi. Untuk mencapainya, pertama, pemerintah harus menerapkan
kebijaksanaan ekonomi yang mendukung pertumbuhan negara yang signifikan.
Kedua, pemerintah harus memelihara sistem politik yang terkendali secara ketat
dan tertib.” Dua kebijakan ini pada gilirannya menjadi piranti utama pemerintah
8
dalam melancarkan strategi pembangunan yang terencana dan berskala besar.
Ide dasar pemerintah kala itu adalah melakukan transformasi masyarakat—
tentu dalam kerangka teori modernisasi—dari yang sebelumnya masih berada
di tahap agraris- tradisional ke tahap modern-industrial. Setidaknya, ada tiga ciri
dalam strategi pembangunan yang dianut. Pertama, pemerintah tampil sebagai
agen pembangunan. Peran ini dimungkinkan karena keberhasilan pemerintah
membentuk koalisi militer-teknokrat yang itu memperoleh dukungan dari
negara-negara Barat. Kedua, diadopsinya strategi pertumbuhan ekonomi yang
berpijak pada dua kaki, yaitu pembangunan pertanian dan pedesaan untuk
mencapai swasembada pangan, sebagai basis stabilitas ekonomi-politik, dan
industrialiasi, sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap
barang-barang konsumen secara massal. Sedangkan ciri ketiga adalah integrasi
Indonesia ke dalam perekonomian dunia, baik dalam rangka mendapatkan
pembiayaan pembangunan pemerintah maupun dalam bentuk penanaman
modal asing dan perdagangan internasional. 9
465