Page 145 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 145

REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA  135



               harus dicegah mengambil muatan sebelum mereka memuati kapalnya.


                   Ketika  mereka memulai  berlayar,  d’Albuquerque  juga  melakukan
               persiapan. Ruy d’Araujo diangkat menjadi kepala kantor dan hakim di Malaka
               dan Ruy de  Brito Patalim  menjadi komandan  benteng  dengan 300  orang
               serdadu  pendudukan.  Kekuatan  itu  dibekali  dengan sepuluh  kapal  yang
               berada di bawah Fernandez Perez d’Andrade.


                   Pada Februari 1512  laksamana itu berangkat  dengan tiga kapal  dan
               sebuah junk rampasan kembali ke Cochin. Di atas junk itu ia membawa 60-
               an orang tukang yang  cakap,  termasuk tukang  reparasi  kapal  kayu  Jawa
               dan lainnya yang sangat dibutuhkan di India. Zaenal, calon pewaris tahta di
               Pasei yang  dijanjikan  akan dipulihkan  haknya,  sebelum keberangkatannya

               mengingatkan  dia pada  janji  itu  tetapi  d’Albuquerque harus menunda
               kepergiannya  karena  angin musim buruk.  Zaenal  yang  takut  bahwa  orang
               Portugis akan  membawanya  serta ke  India,  bersama pasukannya  berjalan
               kaki pergi meninggalkan mereka.


                   Pelayaran  ini tertunda  karena angin  yang  tidak  bersahabat.  Dalam
               pelayaran Tanjung Timiang di Sumatera, kapal d’Albuquerque terdampar di
               pantai berpasir dan pintu tengahnya pecah, sehingga ia dan awaknya dengan
               susah payah  menyelamatkan  diri  untuk  ditampung  di kapal  lain.  Beberapa
               orang berenang ke pantai dan mencapai Pase. Orang-orang Jawa dan Melayu
               yang  berada di junk  itu  memanfaatkan  kekacauan  ini untuk  merampas
               sebuah perahu dan membawanya ke Timiang, sebuah kota kecil di Sumatera

               yang mungkin termasuk kekuasaan kerajaan Islam Aru. Dari awak Portugis,
               hanya empat orang yang tiba di Pase. Kedua kapal yang tersisa harus berbalik
               menghadapi angin. Setelah berupaya dengan sekat tenaga, akhirnya pada awal
               Februari 1512 mereka tiba di Cochin. Setelah pelayaran yang meletihkan itu,
               d’Albuquerque di sini tidak merasa tenang.


                   Ketika  laksamana  itu pergi, orang-orang Portugis  di Goa menghadapi
               kesulitan besar. Adil Syah belum berani  untuk merebut kembali lokasi yang
               strategis itu,  dan salah seorang panglimanya  berhasil menguasai benteng
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150