Page 141 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 141

REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA  131



               dia membeli barang-barang yang dirampas dari tetangganya, terutama dari

               rekan-rekannya dan tidak akan diserahkan kepada orang Kristen. Menurut
               orang Portugis, Sultan berdalih bahwa pelarian itu tidak berada di Pasei dan
               kapal itu telah ditebusnya.

                   Dua kapal dagang bermuatan beras dirampas oleh pelaut Portugis  antara
               Pasei dan Malaka. Banyak kesulitan dialami untuk mengembalikan sebuah junk

               dengan awak lengkap. Kapal itu milik Zaenal, sultan Pasei yang saat masih kecil
               dirampas kekuasaannya oleh perdana menterinya. Junk itu  sedang berlayar
               ke Jawa untuk mencari bantuan. D’Albuquerque menunjukkan penghormatan
               kepadanya,  menjanjikan  bantuan  kepadanya  dan membawanya  serta ke
               Malaka.


                   Pada  1 Juli 1511 armadanya muncul di depan kota itu. Sultan mengirimkan
               seorang bangsawan Melayu yang bernama Tuan Bandan  ke kapal benderanya
               untuk  mengetahui keinginan  d’Albuquerque.   Dia menuntut  pembebasan
               semua tawanan.  Sultan  sebelumnya  ingin membuat  perdamaian dan bisa
               memberikan izin bagi kapal-kapal dagangnya. Ketika laksamana itu tetap pada
               tuntutannya, Sultan segera melakukan persiapan terutama atas desakan para
               pedagang  dari Gujarat  untuk  mempertahankan  kota  itu  terhadap serangan

               bangsa Portugis. D’Albuquerque ragu-ragu melakukan penyerangan,  karena
               dia tidak mau membahayakan Ruy d’Araujo, salah seorang utusannya yang
               disingkirkan oleh d’Almeida dari India Depan, walaupun  d’Araujo telah
               memberitahu dia bahwa dirinya tidak perlu dikhawatirkan.


                   Kini permusuhan dimulai dengan pembakaran rumah-rumah yang berada
               di  sepanjang  pantai  dengan beberapa kapal  Gujarat.  Ketika  Sultan  melihat
               kondisinya serius,  dia mengirimkan kembali  para tawanan.  Laksamana
               itu tampil dengan tuntutan lain: izin untuk membangun sebuah benteng di
               Malaka dan ganti kerugian atas apa yang dirampasnya dari Diogo Lopez dan
               biaya perang. Perundingan terbentur pada tuntutan ini. Sultan dibujuk oleh
               penggantinya  Allaudin  dan Sultan  Pahang yang sedang berada di  Malaka
               untuk  menikahkan  salah seorang putrinya untuk  melawan  musuh. Apabila
               bantuan  diberikan kepadanya jelaslah   bahwa  musuh tidak akan  mampu
   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146