Page 136 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 136

126     REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA



              bulan lamanya permusuhan mereka terus berlangsung. Pada masa ini tidak

              ada yang dilakukan  dan penjagaan  pantai  diabaikan.  Raja  Cochin  mencoba
              menyelesaikan sengketa ini, tetapi karena ia mengakui hak d’Albuquerque,
              d’Almeida  mencurigainya  dan  menunjukkan  bahwa  lawannya  telah
              menghasut raja agar tidak mengeluarkan surat resmi.  Jadi ia memutuskan
              untuk mengusir d’Albuquerque dari Cochin dan mengirimkannya ke Kananor
              di mana Laurenço de Brito harus menjaganya.


                 Pada 12 Maret 1509 sebuah armada 15 kapal di bawah pimpinan Fernando
              Cotinho, panglima  Portugal,  kemenakan  d’Albuquerque, meninggalkan
              Lisabon.  Dia membawa  1600  orang serdadu  dan akan  diangkat  menjadi
              panglima  di India untuk  menghadapi kekuatan  gabungan  Muzelman.  Surat
              perintah ditujukan  kepada d’Albuquerque. Ketika  armada ini muncul  di
              depan Kananor pada Oktober 1509,  panglima itu dengan bangga mendengar

              dari saudaranya  apa  yang  terjadi antara  dia dan  Raja  muda.  Coutinho
              memperhatikan bahwa  ia di  sini  diakui oleh raja dan pengikutya  sebagai
              gubernur dan saat itu membawanya serta ke Cochin.

                 Pada hari-hari pertama setelah kedatangannya, serah terima kekuasaan
              dilaksanakan.  D’Almeida segera  berangkat  dengan salah  satu  kapal  yang

              membawa muatan dan memulai perjalanan pulang. Perjalanan itu diadakan
              bagi d’Almeida sendiri dan beberapa orang lain yang harus mendampinginya.
              Setelah  mengitari  Tanjung  Harapan,  kapal-kapal  ini berlabuh  di pelabuhan
              Saldanha untuk mengambil air. Awak yang mendarat di sana berselisih dengan
              kaum  Hotentot  dan mereka diserang  dan dilukai.  Pada saat  itu  d’Almeida
              bermaksud untuk  menghukum  orang-orang bumiputera  itu.  Dengan 150
              orang ia berangkat  ke desa terdekat yang  letaknya  tidak jauh dari  pantai
              dan mengangkut anak-anak dan ternak ke kapal. Kaum Hotentot yang dalam
              serangan pertama melarikan  diri,  segera  berbalik  dan menyerang orang-

              orang Portugis dengan  kejam,  sementara mereka merebut  ternaknya  dan
              menggunakannya sebagai perisai sehingga secepatnya mereka bisa mencapai
              pantai.   Sayang sekali  karena  ombak  tinggi,  kapal-kapal  itu  harus mencari
              tempat lain untuk merapat sehingga orang-orang di pantai harus menempuh
              jarak yang jauh. Karena selalu dikejar oleh orang bumiputera dengan panah
   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141