Page 139 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 139

REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA  129



               dan menunjukkan tempat di mana mereka bisa menimbun barang-barangnya.

               Mereka diberi  kebebasan  berkeliling  dan tidak  menimbulkan  kejahatan,
               tetapi orang Islam tidak lagi tenang. Orang Portugis ini begitu ceroboh dalam
               mencari informasi di kalangan mereka tentang peralatan perang dan kekuatan
               laut  Sultan.  Ini menjadi sarana baik  bagi mereka untuk  memperingatkan
               Sultan. Apakah orang asing yang selalu membawa senjata ini kemana-mana
               tidak  berakhir  dengan tindakan  kekerasan yang selalu  mereka pikirkan,
               atau  bahkan  akan  menundukkan  raja di  Malaka.  Apakah  setelah adanya

               peringatan  itu Sultan  bermaksud menguasai  kapal  mereka,  ataukah  dia
               akan tetap membiarkan para pedagang Portugis itu berkeliaran, sulit untuk
               dijawab.  Salah  satu tokoh dalam  komplotan  yang akan melawan  mereka,
                                                                                      138
               adalah tokoh niaga dari Jawa yang oleh mereka disebut Ute Timuta Raja.
               Sementara itu,  lebih dari  60  orang Portugis  mendarat,  bendahara di  sana
               berkata akan memasok mereka dengan perbekalan. Kapal mereka dikepung
               oleh sejumlah perahu dengan orang Melayu  yang berdalih akan  mengirim
               makanan,  dan melompat  naik  kapal.  Salah  satu  kapten mereka menerima
               peringatan dan Magelhaes meneruskan peringatan ini kepada Lopez.  Akan

               tetapi semua itu terlambat bagi orang-orang di darat.  Mereka diserang dan
               beberapa orang terbunuh. Tiga puluhan orang berhasil selamat dan melarikan
               diri  ke loji di  mana bendahara datang  untuk  menenangkan  dan menahan
               mereka.  Dia mengakui  tidak  terlibat  dalam  pengkhianatan  itu  tetapi  tidak
               bisa  melepaskan  para  tawanan  kecuali  Lopez  yang  dengan kapalnya  telah
               meninggalkan pelabuhan dan  kembali ke sana dengan dalih kewenangannya
               hanya terbatas di pelabuhan itu. Para kapten sepakat bahwa mereka tidak

               mau menghadapi bahaya dan memutuskan untuk berlayar pergi. Di tengah
               jalan  mereka melampiaskan  dendam  kepada perahu-perahu  Melayu  yang
               pasti tidak berguna untuk menjaga nama baik mereka di kepulauan ini. Juga
               mereka telah sengaja menimbulkan kerugian pada orang Melayu yang dikenal
               sebagai pelaut yang berani. Setibanya di Malabar mereka mendengar bahwa
               d’Albuquerque telah menggantikan Raja muda dan Lopez, yang merupakan
               pengikut  d’Almeida, memutuskan  dengan kapal-kapalnya  untuk  kembali
               ke Portugal.  Tiga orang kaptennya  tetap  tinggal  di India dan dari  mereka

               138  Nama formalnya adalah  Utimutaraja, namun banyak orang memanggilnya dengan Mutaraja.
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144