Page 133 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 133
REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA 123
dengan Melik Eiaz tentang apa yang harus dilakukan.
Melik Eiaz ini adalah orang biasa tetapi sangat cakap. Mahmud Syah, raja
Gujarat, telah mengangkatnya menjadi laksamana yang memiliki kekuasaan
atas Diu dan kota-kota pelabuhan lain. Ia tinggal di Diu dan berusaha
memperkuat dan mengembangkan tempat ini sehingga segera tumbuh menjadi
kota terpenting di kerajaan itu. Atas perintah Mahmud, ia harus memberikan
bantuan kepada armada Portugis untuk melawan orang-orang di sana. Melik
Eiaz berhati-hati dan memutuskan untuk menemui sekutunya. Jadi orang-
orang Portugis yang berlabuh di Tsjaul pada mulanya hanya melihat armada
Mesir yang terdiri atas dua belas kapal besar dan beberapa gallela.
Pada 12 Desember 1508 ia berlayar ke Diu. Di tengah jalan beberapa
kapal bergabung dengannya yang akhirnya berjumlah 23 terdiri atas kapal
besar dan kecil, dengan membawa 1600 orang termasuk 400 orang Malabar.
Armada itu pada mulanya berlayar ke Dabul, kota pelabuhan milik Adil Syah
yang menerima hukuman ini karena dia juga berkomplot dengan orang Turki
dan kapal-kapalnya sering melakukan perampokan dan membuat pelabuhan
Anjediva selalu tidak aman.
Dabul diperkuat dan pasukannya sangat banyak tetapi meriam-meriamnya
kurang baik sehingga orang Portugis tanpa kesulitan bisa mendarat dan
merebut perbentengan itu. Setelah bertahan sebentar, pasukannya melarikan
diri dan meninggalkan kota itu. Penduduk pada awalnya meragukannya,
namun para serdadu yang masih ingat kematian rekan-rekannya segera
bertindak brutal sehingga menimbulkan kehancuran di seluruh daerah itu.
Kemarahan orang Kristen terhadap mereka terjadi di seluruh Dabul. Di
tengah penjarahan dan pembakaran, orang lupa mengangkut perbekalan ke
atas kapal sehingga panglima terpaksa menyinggahi kota-kota pantai lain di
antaranya Bombay yang di kalangan orang Portugis dikenal sebagai Mumbay.
Nama untuk kota ini bagi orang bumiputera adalah Mambai. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan makanan, namun kenyataannya sangat sulit
karena kelaparan sedang melanda kota itu sebagai akibat kegagalan panen.
Akhirnya ia berlayar ke Diu. Armadanya yang tidak mengenal perairan itu