Page 128 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 128

118     REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA



              tindakan  demikian  sehingga  hubungannya  dengan  para  kapten  semakin

              tegang, dan  menolak untuk bekerjasama dengan laksamana.

                 Akibat dari perpecahan ini adalah,  Chodjah Atar mendesak Sultan agar
              mencabut  persetujuan  pembangunan  benteng  ini   dan  menunjukkan  sikap
              yang sama sekali berbeda dari sebelumnya terhadap orang-orang Portugis.
              Ia menolak mengirimkan utusan, para perakit meriam yang diperbantukan

              kepada mereka dengan alasan bahwa mereka itu  tidak ditemukan.

                 Dengan  susah payah  kini  d’Albuquerque  memotivasi para  kaptennya
              untuk kembali melawan.  Mereka memutuskan untuk menutup jalan masuk
              ke sumber air yang  memasok kota  itu  sehingga kekurangan  mulai  terasa
              dan kematian mengancam, sampai akhirnya beberapa kapal  bersenjata

              muncul dari pantai Arab untuk menolong Sultan untuk melindungi sumber
              air. D’Albuquerque  mengirimkan  tiga  kapal  untuk  mengejar musuh tanpa
              mempedulikan perintah itu. Para kaptennya justru memanfaatkan kesempatan
              ini untuk mengambil air minum di pulau Larak dan berlayar ke India. Salah
              satu dari mereka membawa perbekalan yang  akan dibawa ke Sokotra. 129


                 Hanya dengan tiga kapal yang tersisa dan melihat bahwa orang-orang di
              Sokotra memerlukan bantuan, d’Albuquerque kini terpaksa harus mengalah.
              Joan de Nova yang masih tetap setia kepadanya betapapun juga tidak cocok
              dengannya,  dikirim  ke India dengan kapalnya  dan atas nama  panglimanya
              meminta  pimpinan  di sana untuk  menghukum  para kapten  kapal  yang
              melakukan desersi itu. D’Albuquerque sendiri berangkat pada akhir Desember

              1507 dengan dua kapal yang tersisa menuju Sokotra.

                 Kekurangan dan penyakit melanda orang-orang Portugis yang ditinggal
              di  pelabuhan  Sokotra. Kedatangan  laksamana  itu memang menyelamatkan
              mereka, tetapi perbekalan yang dibawanya  segera  habis. Ia   kemudian
              mengirimkan kapalnya ke Malindi untuk mengambil lebih banyak makanan

              dan berlayar dengan kapal lain  ke jalan  masuk laut Merah, jika mungkin
              dengan menangkap  beberapa kapal  dagang Arab. Pada akhir April 1508
              benteng di Malindi selesai dibangun. Kapal yang dikirimkan kembali bersama
              129  PA. Tiele “De Portugueezen...”,  hlm. 37-40.
   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133