Page 127 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 127
REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA 117
baik segera menunjukkan hasilnya yang jitu. Di kapal-kapalnya, orang
Eropa berhasil mengalahkan musuh yang sepuluh kali lebih kuat. Mereka
menenggelamkan sejumlah kapal dan merusak banyak yang lain sehingga
Chodjah Atar yang takut kapal-kapalnya yang ditambatkan di dermaga akan
dibakar oleh musuh, mulai meminta damai.
Setelah perundingan singkat, tuntutan d’Albuquerque dikabulkan. Sultan
Hormuz mengakui raja Portugal sebagai penguasanya dan wajib membayarkan
upeti setiap tahun sebesar 15 ribu syerafin dan tidak akan memungut pajak
dari barang-barang yang dibawa oleh orang Portugis. Selain itu ia juga
mengizinkan laksamana untuk membangun sebuah benteng di pelabuhan.
Pada Oktober 1507, dengan bantuan para pekerja dari Hormuz,
pembangunan benteng dimulai. Namun para kapten Portugis melihat
semua ini dengan rasa khawatir. Waktu yang harus mereka curahkan untuk
mengambil batu dengan penuh kewaspadaan, akan jauh lebih menguntungkan
bila mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk berburu kapal-kapal
dagang di jalan masuk Laut Merah, atau dengan memuati kapal-kapal mereka
menuju India. Beberapa orang mempertimbangkan hal itu dan tidak salah bila
pendudukan Sokotra akan menanggung resiko bahaya kekurangan, dan ingin
agar semakin cepat bantuan datang. Dengan datangnya bantuan yang cepat,
kondisi mereka akan semakin baik. Selain itu mereka mempertanyakan
apa arti pembangunan benteng ini? Raja Manuel tidak memerintahkannya.
D’Albuquerque menentang instruksinya, karena orang yang ditinggalkan
dengan kekuatan kecil pasti tidak akan mungkin mempertahankannya
melawan musuh yang besar.
Tidak lama kemudian para kapten ini menyampaikan pendapatnya
kepada laksamana dan ketika ia tetap bertahan pada keinginannya, mereka
mengajukan surat permohonan dan mendesak agar ia mempertimbangkannya
kembali. Orang sibuk membangun benteng di jalan masuk. D’Albuquerque
membiarkannya dan tidak membuka surat itu tetapi menyuruhnya dipendam
di bawah plesteran fondasi, sehingga gerbang itu kemudian disebut “Gerbang
Surat Permohonan”. Ketidakpuasan mereka semakin dikobarkan dengan