Page 126 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 126
116 REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
perundingan tidak diperlukan lagi. Mereka harus melaksanakn tugas yang
dibebankan kepada mereka dengan berani. Kini atas perintahnya semua layar
di kapal digulung dan orang mulai melepaskan tembakan untuk menyambut
kota itu dan beberapa meneriaki orang-orang di pantai, bercampur dengan
bunyi simbal dan terompet yang semuanya dibunyikan. Armada kecil Portugis
ini masuk di antara kapal-kapal besar di pelabuhan ini untuk membuang sauh.
Hormuz sebagai tempat perdagangan transito antara Barat dan Timur
terus tumbuh, tetapi kekuatan para penguasanya berkurang. Perpecahan di
antara anggota dinasti yang berkuasa di situ dan di kota-kota pantai serta
pulau-pulau sekitarnya telah melemahkan ikatan di antara berbagai bagian
kerajaan itu. Sjech Ismael, penguasa Safide yang pada 1502 naik tahta di Persia,
segera menuntut sebagian keuntungan dagang yang disetorkan kepada raja-
raja Hormuz. Dengan kedatangan orang Portugis di wilayahnya, seorang anak
cerdas berusia 12 tahun dari dinasti lama masih berkuasa, namaya Saifudin,
walaupun ia merupakan seorang abdi setia ayahnya, keturunan Bengala
yang bernama Chodjah Atar. Proyek perbentengan penting tampaknya tidak
dimiliki kota ini tetapi sejumlah kubu pendudukan yang sebagian besar dihuni
oleh prajurit pemanah Persia mempersulit pendaratan musuh. Kerugian kota
ini terletak pada kenyataan bahwa di pulau ini tidak ada sumber air dan air
harus didatangkan dari pantai atau pulau lain di dekatnya, Kisyim dan Larak.
Chodkaj Atar, yang telah dimusuhi oleh orang Portugis di pantai Oman,
bersiap melakukan perlawanan ketika mendengar kedatangan mereka. Ia
memerlukan bantuan pasukan dari daratan sehingga memutuskan untuk
melakukan perundingan. Atas tuntutan d’Albuquerque agar sultan mengakui
raja Portugal sebagai penguasanya dan membayar upeti setiap tahun,
jawabannya jelas menolak dan tidak ada keputusan yang dicapai. Ketika
beberapa hari berlalu Laksamana memutuskan meskipun ada protes dari
beberapa orang kaptennya untuk memaksakan tuntutan itu. Ia menyerang
perahu-perahu yang berlabuh di pelabuhan dan kapal besar yang berawak
lengkap dari Gujarat tetapi yang persenjataannya lemah, kini dikepung oleh
lebih dari 200 perahu bersenjata yang dikirim dari kota itu, yang menghujani
panah kepada para penyerang. Namun, tembakan Portugis yang terarah