Page 123 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 123

REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA  113



               permohonan mereka, namun tidak diketahui hasilnya. Kota ini juga mempunyai

               pasukan  pendudukan  yang kuat  dan ketika  orang Portugis  menyerangnya,
               mereka dengan berani bertahan dan tidak membolehkan penduduknya lari
               kecuali setelah melakukan perlawanan sengit. Kerugian para penyerang tidak
               kecil, tetapi orang harus membayar mahal. Di ruang harta raja terdapat dua
               ribu keeping mata  uang perak. 126


                   Da Cunha membatalkan maksudnya untuk mengunjungi Makdisyu karena
               angin musim memaksanya untuk tidak lama lagi bertahan di pantai. Armada
               itu selanjutnya berlayar ke Sokotra.  Mereka akhirnya membangun sebuah
               benteng di Sokotra. Kota kecil itu pada mulanya hanya  dihuni oleh orang-orang
               Abysinia yang mengikuti kebiasaan umat Kristen Jacobus,  akan tetapi hidup
               sangat liar dan bergerombol. Sultan Kesyin yang bertahta di dekat tanjung
               Fartak di pantai Arab pada 1480 mengirimkan pasukan untuk menaklukkan

               pulau ini dan membangun sebuah benteng di sana di tempat yang oleh orang
               Portugis  disebut  Soko, yang saat  ini dikenal  dengan nama  Tamarida. Dari
               sini mereka menaklukkan orang-orang Abysinia. Pada April 1507 armada da
               Cunha muncul di sini dan menuntut benteng itu. Panglima Arab menjawab
               bahwa  dia akan  mempertahankannya  sampai akhir. Saat  itu  benteng  ini
               diserang dari dua arah oleh d’Albuquerque dan Da Cunha dan setelah melalui
               perlawanan  sengit, berhasil ditaklukkan.  Benteng  yang diberi  nama  Santo
               Miguel ini diperkuat oleh orang Portugis yang menerima bantuan dari Affonso
               de Noronha, sepupu d’Albuquerque sebagai panglimanya. Penduduk pulau ini

               pada mulanya menunjukkan sikap bersahabat hingga kepergian armada itu
               dan setelah memasok orang-orang Portugis dengan makanan. Akan tetapi apa
               yang terjadi kemudian melalui tindakan yang tidak diperkirakan sebelumnya,
               hubungan itu terputus, dan penduduk kemudian berkomplot dengan orang-
               orang Arab untuk melawan mereka.  Setelah pengangkutan makanan berhenti
               beberapa saat, orang Portugis mulai menderita. Akhirnya bantuan itu datang.


                   Tristai da Cunha berpisah dari d’Albuquerque  dan dengan sebagian
               armadanya berlayar ke India. Di situlah  mereka berjanji untuk  bertemu.
               D’Albuquerque pada pertengahan Agustus juga berangkat dengan armadanya
               126  P. A. Tiele, “De Europeers in den maleischen archipel, Eerste deel” dalam  BKI, 1876, vol. XXIV.
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128