Page 122 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 122

112     REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA



              Islam bagi mereka merupakan setan besar. Siapapun yang mengaku sebagai

              salah  satu  penganutnya,   akan  melupakan  kewajiban yang  berlaku  pada
              setiap orang yang memiliki kepentingan mencari untung dalam perdagangan
              dan politik. Apabila diperhatikan, tentunya akan memahami  dalam menilai
              tindakan d’Albuquerque.

                 Instruksi yang diberikan oleh Raja Manuel kepada Affonso d’Albuquerque

              ketika dia berangkat dengan armada Tristao da Cunha ke Timur tidak banyak
              diketahui  orang.  Perintah hanya  diberikan kepadanya  untuk  menaklukkan
              Hormuz,  kota dagang di  teluk  Persia,  yang diperlukan oleh  Portugal, yang
              secara jelas-jelas  disebutkan  oleh Raja  Manuel.  Ia  memperoleh  kekuasaan
              untuk menyusuri pantai Arab apa yang dianggapnya perlu demi kepentingan
              Portugal dan ia harus menggantikan raja muda Francisco d’Almeida dalam
              pemerintahannya.


                 Pada  Februari 1507  armada yang membawa  d’Albuquerque  dan yang
              dipimpin oleh Tristao da Cunha berlayar dari Maroko. Di Malindi, orang-orang
              itu disambut baik seperti dahulu oleh syech yang bersahabat, terutama karena
              orang-orang Islam  yang ingin memanfaatkan  mereka  untuk  memerangi
              tetangganya Syech Oja.   Orang-orang Portugis ini, yang ingin memanfaatkan

              kesempatan itu untuk mempertahankan kekuasaan mereka di pantai Afrika
              menyambutnya  dengan baik.  Da Cunha memanggil  syech  untuk  membuat
              kesepakatan, tetapi menerima jawaban yang mengejutkan bahwa dia adalah
              sekutu Sultan  Mesir  dan tidak mau berhubungan  dengan lawan-lawannya.
              Orang Portugis  memutuskan  mendarat dan mengusir  penduduk dari  kota
              itu, menjarah dan membakarnya. Syech Lamu, yang berada di sebuah pulau
              yang berada sedikit di utara tempat itu, menerima penghukuman yang sama,
              namun  segera membayar uang  tebusan  tahunan.  Kota  dagang  yang lebih
              penting  adalah Brawa,  tempat  pemukiman  lama  orang Arab yang  terletak

              tidak jauh dari Makdisyu. Ada banyak perdagangan dengan kota-kota pantai
              tetapi terutama dengan pedalaman untuk membeli kain tenun dari Gujarat
              yang sangat  menarik perhatian  mereka. Pada 1503  penguasa  membebani
              upeti kepada para pedagang di kota ini, dan  orang-orang itu mencoba ketika
              da Cunha muncul  di  kota itu untuk  membujuk  syech agar mengabulkan
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127