Page 118 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 118

108     REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA



              abad XVI, para pedagang lada Malabar menolak menerima pembayaran dalam

              bentuk  apapun  kecuali  emas. Orang  Portugis tidak  pernah  mengirimkan
              sebanyak  mungkin  emas dari Lisbon seperti yang  digunakan  oleh orang
              Venetia dalam pembelian rempah mereka di Levant. Sementara itu, laporan
              tentang  pengangkutan  India-Portugis di Goa dan Cochin tidak  lengkap,
              sehingga laporan angka-angka dan jumlah uang yang dikirimkan setiap tahun
              dari Lisabon ke India sangat tidak lengkap. Namun tampaknya jelas bahwa
              sebagian besar emas yang diperlukan oleh orang Portugis untuk membeli lada

              di Malabar  diperoleh  dari  Afrika Tenggara, Sumatera dan Cina sejak 1547.
              Pada tahun itu, agen Goa mengeluarkan Sao Tome, sebuah mata uang emas
              yang selama berabad-abad berlaku di samping ducaton Venetia yang terkenal,
              ashrafi  (zerafim)  dari  Ormuz  dan  sequin dari  Turki,  pagoda Vijayanagar,
              mohurs Mogul  dan mata  uang  emas lain  yang  beredar di seluruh wilayah
              Timur. 122


                 Pada awalnya penjualan  lada  di Lisabon bebas  di semua  penjuru,  akan
              tetapi  setelah 1503  semua impor  dijual lewat  perantaraan  Casa  da India

              (kantor India). Pada 1530 raja menyatakan bahwa Casa da India hendaknya
              hanya menjual rempah dalam jumlah besar (satu kuintal atau lebih) dan bukan
              dalam jumlah kecil yang diperlukan untuk melengkapi kotak obat apoteker.
              Orang Portugis dan para pedagang asing terlibat dalam pembelian rempah di
              Lisabon, salah satu pengusaha  raksasa dalam perdagangan rempah saat itu
              adalah saudagar Banker Florence, Bartholome Marchione, yang telah membuat

              kontrak  sebagian besar perdagangan Guinea pada saat Dom Joao II. Sepanjang
              abad XVI, Antwerpen menjadi entrepot utama untuk lada dari Lisabon, dari
              sana disebarkan kembali ke berbagai Negara di Eropa barat laut. Para banker
              Jerman dan Italia, kelompok Fuggers, Affaitadi (Latefa yang kemudian dikenal
              di Portugal), Giraldi di antara yang lain, saling bersaing atau di tempat lain
              bergabung  untuk  membeli lada  dan rempah lain  dari  raja Portugis dalam
              kontrak  jangka  pendek atau  panjang.  Sampai  1540  raja  mempertahankan

              agennya  (feitoria) di Antwerpen, kemudian ditarik pada tahun  itu ketika
              faktor lokal tidak bisa bersaing dengan para pedagang Flemish, Jerman dan
              122  Harry Kelsey. “Finding the Way Home: Spanish Exploration of the Round-Trip Route across the Pacifi c
                 Ocean”, dalam  Western Historical Quarterly, Vol. 17, No. 2 (1986), hlm. 145-164
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123