Page 114 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 114
104 REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
pantai Swahili di Eropa Timur dan kepulauan rempah di Indonesia tanpa perlu
menggunakan metode militer yang mewarnai ekspansi Islam pertama dari
gurun pasir Arab sampai Pyrene dan Himalaya. Fakta bahwa di pantai barat
India, mereka bekerjasama sangat erat dengan para pedagang Hindu kaya dan
raja-raja lokal tanpa ada upaya untuk mengislamkan mereka. Bahkan mereka
itu memperkuat monopoli perdagangan Islam di Samudera India. Orang
Portugis segera mengetahui bahwa mereka hanya bisa mengubahnya melalui
kekerasan dan bukan dengan persaingan secara damai.
Hal ini dilakukan oleh orang Portugis dengan kekejaman dan kecepatan
yang mengagumkan. Untuk mencapai tujuannya mereka membutuhkan
pelabuhan berbenteng yang berfungsi sebagai pangkalan armada dan entrepot
perdagangan. Titik kunci ini dicapai di bawah kepemimpinan Gubernur
Affonso d’Albuquerque (1509-1515). Pulau Goa direbut dari Sultan Bijapur
pada hari peringatan St. Catarina (10 November 1510) dan juga “Goa emas”
wilayah yang melingkupi Kalikut sebagai pelabuhan dagang utama antara
Cambay dan Tanjung Comorin. Pelabuhan ini juga memiliki posisi geografis
yang baik yang berfungsi sebagai pelabuhan perkapalan perdagangan kuda
antara Arab dan Persia dengan kerajaan Hindu Vijayanagar. Albuquerque
menjadikan Goa sebagai pangkalan utama Portugis. Ia juga mendapatkan
dukungan dari penduduk Hindu. Penguasaan atas teluk Persia diperoleh
setelah Ormuz direbut pada 1515. Shah menjadi vassal dan boneka Portugis.
Perebutan atas kota Malaka memberikan kesempatan bagi orang Portugis
untuk menjadikan kota itu sebagai pusat distribusi utama bagi rempah yang
berasal dari Nusantara. Kota Malaka juga dijadikan pangkalan armada yang
mengontrol jalur antara Samudera India, laut Jawa dan laut Cina Selatan.
Walaupun jarang digunakan sebagai alternatif mereka melewati selat Sunda.
Sementara pujian diberikan kepada d’Albuquerque yang telah
menaklukkan Malaka, Goa dan Ormuz, ketika mereka memiliki kesempatan
berlayar. Ketiga pangkalan utama ini (Goa, Ormuz dan Malaka) menjamin
Portugis menguasai jalur perdagangan rempah utama di Samudera India.
D’Albuquerque menyelamatkan jalan masuk ke laut Merah, segera dilengkapi
dengan banyak pangkalan perbentengan pantai dan pos-pos dagang (feitoria)