Page 119 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 119
REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA 109
Italia yang lebih maju. Selama perempatan terakhir abad XVI, pemborong lada
asing ini diizinkan menempatkan wakil-wakilnya di Goa dan Cochin, untuk
mengawasi pembelian dan pengapalan rempah yang mereka kontrak. Namun,
akibat kapal kandas dan sebab-sebab lain, para pemborong ini jarang mampu
menyetorkan jumlah yang dipesan di Lisabon.
Selain lada, Portugal juga mengimpor impor rempah lain seperti fuli,
pala, kayu manis dan jahe pada pertengahan kedua abad XVI. Raja pada era itu
tidak memperoleh banyak keuntungan dari cengkeh dan pala, sebagai akibat
dari biaya tinggi untuk menyesuaikan kapal atau gallela tahunan yang dikirim
untuk membelinya dari Maluku dan dari Banda, ditambah dengan biaya
untuk mempertahankan benteng-benteng yang dibangun di Ambon, Ternate
dan Tidore. Penyelundupan dan perdagangan gelap juga tumbuh di pulau-
pulau yang jauh dalam ukuran lebih besar daripada tempat lain. Agen raja
di Cochin pada 1568 menduga bahwa dua gallela yang berasal dari Maluku
dengan muatan cengkeh hanya membawa enam bahar (satu bahar = 400 pon)
atas tanggungan raja, meskipun kedua kapal itu dirancang dan diawaki atas
biaya raja. Kebanyakan rempah Indonesia yang diperoleh orang Portugis
dijual di Malaka, Goa dan Ormuz kepada para pedagang Asia, dan hanya
sedikit sekali yang dikirim ke Eropa melalui Tanjung Harapan, meskipun
permintaannya meningkat di sana. Menjelang akhir abad XVI orang Portugis
melepaskan usahanya untuk memaksakan monopoli resmi perdagangan
cengkeh, sehingga sepertiga dari seluruh ekspor diserahkan kepada raja.
Ketika laksamana Belanda Steven van der Hagen merebut Ambon pada 1615
dia menemukan bahwa orang Portugis mengizinkan pedagang Islam dari
seluruh Asia, dan bahkan dari Turki, untuk membeli cengkeh di pulau ini. Suatu
kondisi serupa berlaku di Ormuz di mana selama perempat terakhir abad itu,
para pedagang Persia, Turki, Arab, Armenia dan Venetia mengunjungi pulau
itu untuk membeli rempah dari para pejabat dan pedagang swasta Portugis,
dengan mengabaikan monopoli yang dilakukan oleh raja Iberia. 123
Mengenai kayu manis, orang Portugis mampu menegakkan hegemoni yang
lebih efektif daripada rempah, karena jenis terbaik hanya tumbuh di dataran
123 Kelsey. Finding the Way Home, hlm. 151