Page 86 - REMPAH, JALUR REMPAH, DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA
P. 86

76     REMPAH, JALUR REMPAH DAN DINAMIKA MASYARAKAT NUSANTARA



                 Sementara itu, Italia telah melakukan sesuatu yang lebih jauh dari Perancis.

              Hampir di setiap pelabuhan laut, terdapat koloni Italia yang memiliki tanah
              yang luas, memiliki kebebasan memungut cukai atas bangsa sendiri atau pun
              hak untuk memungut cukai atas bangsa lain. Terdapat kebiasaan yang berlaku
              di wilayah-wilayah koloni itu. Mereka membayar loji dan tanah mereka kepada
              pemilik sebelumnya dengan harga sepertiga atau seperempat dari apa yang
              dihasilkan. Dengan loji itu mereka mengupayakan agar hubungan komersial
              dari Baghdad ke pelabuhan  Syria melalui  Damaskus  tidak  terganggu.  Hal

              ini penting bagi kedua belah pihak, yakni orang Kristen dan orang Muslim,
              sehingga jaminan perdagangan diperoleh, bebas  dari ancaman para perampok.
              Wilayah-wilayah  Syria dan Damaskus sudah lama  dikenal  sebagai  wilayah
                                            94
              yang sering terjadi perampokan.
                 Kekhalifahan besar yang melestarikan tradisi periode peradaban Yunani

              dan Romawi  telah  menjamin  bahwa  para  khalifah itu  diizinkan untuk
              berdagang  lengkap dengan jaminan keamanannya, terutama setelah suatu
              kerajaan besar yang berada di wilayah itu telah terpecah menjadi beberapa
              wilayah yang kecil-kecil.  Namun, di Eropa selatan kondisinya agak berbeda.
              Setiap  kota  dagang  masing-masing  berdiri  sendiri.  Tidak jarang  mereka
              diserang kemudian melakukan tindakan kekerasan, disusul dengan tindakan
              pembalasan, yang sangat mengganggu aktivitas perdagangan di wilayah itu.
              Baru pada pertengahan abad XII kondisi di Eropa Selatan relatif stabil karena
              diambil tindakan untuk mencegah timbulnya kerusuhan itu.


                 Dengan  berkembangnya  perdagangan  internasional,  para  pelaku
              perdagangan  harus menghormati hukum.  Waktu  itu yang  berlaku  adalah
              hukum lisan yang berlaku di masing-masing wilayah itu.  Oleh karena itu, para
              pelaku perdagangan ini harus tunduk pada hukum itu,  dengan prinsip saling
              menghormati dan menghargai.  Prinsip kebutuhan timbal balik ini merupakan

              kebutuhan mereka. Bila hal ini diremehkan, kehancuran perdagangan sudah
              berada di depan  mata.  Suatu  peristiwa besar terjadi di kawasan  ini. Telah
              terjadi Perang Salib  yang mengganggu  stabilitas  di  kawasan  ini. Dampak
              dari Perang  Salib   selain   mengganggu  aktivitas  perdagangan  mereka, juga
              94  BGO Schrieke, Indonesian Sociological Studies, part one (Bandung: van Hoeve, 1950),  hlm. 7-8.
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91